KOTA BEKASI – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi melaporkan terkait kemacetan lalulintas yang terjadi di Jalan Ir H Juanda area depan Stasiun Bekasi pada jam-jam sibuk baik pagi maupun sore hari.
Salah satu faktor kemacetan adalah ojek online (Ojol) yang kerap parkir di sembarang tempat untuk menjemput dan menurunkan penumpang. Padahal, sudah disediakan kantung parkir di sekitaran area Stasiun.
“Jadi gini kaitan dengan Bidang Lalulintas sudah memasang rambu larangan parkir termasuk Traffic Cone untuk mengarahkan teman-teman pengemudi ojol agar tidak menggunakan trotoar. Karena selama ini trotoar digunakan sebagai tempat menunggu Ojol, terus ada Pedagang Kaki Lima (PKL) maupun penitipan motor yang menggunakan trotoar,” ungkap Kepala Bidang Teknik Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi Teguh Indrianto saat dikonfirmasi rakyatbekasi.com melalui keterangannya, dikutip Kamis (15/08/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Masih banyaknya driver ojol yang tidak memanfaatkan serta menggunakan area belakang Stasiun Bekasi di Jalan Perjuangan sebagai lokasi Drop off penumpang yang hendak ke Stasiun maupun di Jalan Ir H Juanda sebagai lokasi angkut dan turun penumpang, kata Teguh, itu yang menjadi permasalahan.
“Akhirnya masih berada di sepanjang Jalan Perjuangan atau di Simpang Indomaret. Saya sudah bilang ke mereka harus ada penyesuaian notifikasi antar jemputnya di aplikasi melalui (drop out) penumpang, supaya mereka tidak lagi menggunakan Jalan Ir H Juanda,” tandasnya.
Di sisi lain, kata dia, para calon penumpang ojol pun turut menambah beban masalah dengan meminta para driver Ojol untuk menghampiri mereka. Padahal para konsumen yang seharusnya menghampiri para driver Ojol tersebut.
“Ini kan jadi masalah juga akhirnya dari si Abang ojol ini menghampiri si penumpang, Jadi kebalik yang seharusnya kita siapkan kantong-kantongnya parkirnya. Konsumennya kita arahkan untuk berjalan kaki menuju driver ojol nya yang bener kan gitu,” jelasnya.
“Jadi kesepahaman ini yang balik lagi yang saya mohonkan kepada teman-teman koordinator ojol baik dari Grab dan Go-Jek maupun Maxim memberikan edukasi supaya untuk polanya dirubah, biar konsumen yang menghampiri mereka. Karena itu banyak ratusan atau ribuan mungkin, para driver Ojol namanya bandel yang penting dapat orderan. Akhirnya alih-alih ingin mendapatkan pelayanan terbaik, malah mereka yang menghampiri customer alih-alih supaya dapat Bintang 5,” keluhnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, kata Teguh, Bidang Lalu Lintas sudah berkoordinasi dengan Bidang Sarana dan Prasarana maupun Pengendalian dan Operasional (Dal OPS) di Dinas Perhubungan agar turut bekerjasama melakukan penataan maupun peneguran.
“Posisi Bidang Dal OPS juga sudah diinformasikan untuk menempatkan petugas di jam sibuk pagi dan sore. Dikarenakan, kemacetan itu utamanya di jam sore sebetulnya yang paling parah. Makanya harus konsisten kita dalam penempatan butir-butir di Jam sore,” tuturnya.
Sebab, apabila ada petugas yang berperan aktif di lokasi, paling tidak membuat rasa nyaman dan tenang bagi para pengguna jalan.
“Sehingga sudah tidak ada lagi petugas Kepolisian maupun Dishub, yang tidak lagi menjadi kritik dari para pengguna jalan dalam menggunakan jempol-jempol mereka pada saat stuck di lokasi, untuk memviralkan yang sering menjadi aduan dan keluhan makin banyak,” pungkasnya.