Bisnis perbankan, khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), semakin mengalami kesulitan.
Satu per satu bank-bank ini mengalami kebangkrutan, yang mungkin disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang menarik dananya dari bank agar bisa bertahan hidup.
Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhirnya mencabut izin PT BPR Pakan Rabaa Solok Selatan yang beralamat di Jalan Raya Pakan Rabaa Nomor 118, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pencabutan izin usaha PT BPR Pakan Rabaa Solok Selatan merupakan bagian dari tindakan pengawasan yang dilakukan OJK untuk terus menjaga dan memperkuat industri perbankan serta melindungi konsumen,” kata Kepala OJK Provinsi Sumbar, Roni Nazra, di Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Pada 6 Mei 2024, OJK menetapkan BPR Pakan Rabaa Solok Selatan sebagai bank dalam status pengawasan Bank Dalam Penyehatan, karena memiliki rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) kurang dari 12 persen, rasio likuiditas (Cash Ratio/CR) rata-rata selama tiga bulan terakhir kurang dari 5 persen, serta Tingkat Kesehatan Bank (TKS) yang dinilai Tidak Sehat.
Selanjutnya, pada 26 November 2024, OJK kembali menetapkan BPR Pakan Rabaa Solok Selatan dalam status pengawasan, untuk melakukan upaya penyehatan khususnya dalam mengatasi permasalahan permodalan dan likuiditas. Namun, pengurus dan pemegang saham BPR tersebut tidak mampu melakukan penyehatan.
Berdasarkan Keputusan Anggota Dewan Komisioner Bidang Program Penjaminan Simpanan dan Resolusi Bank Nomor 135/ADK3/2024 tanggal 4 Desember 2024 tentang Penyelesaian Bank Dalam Resolusi PT BPR Pakan Rabaa Solok Selatan, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memutuskan untuk tidak melakukan penyelamatan terhadap PT BPR Pakan Rabaa Solok Selatan, dan meminta OJK untuk mencabut izin usaha BPR tersebut.
Menindaklanjuti permintaan LPS, OJK akhirnya mencabut izin usaha PT BPR Pakan Rabaa Solok Selatan. Dengan pencabutan izin usaha ini, LPS akan menjalankan fungsi penjaminan dan melakukan proses likuidasi sesuai ketentuan undang-undang.
OJK mengimbau kepada nasabah PT BPR Pakan Rabaa Solok Selatan agar tetap tenang, karena dana masyarakat di perbankan termasuk BPR dijamin LPS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sebagai informasi, BPR Pakan Rabaa Solok Selatan menjadi BPR ke-18 yang bangkrut sepanjang tahun 2024.
Sebelumnya, ada 17 BPR dan BPRS yang mengalami kebangkrutan, antara lain BPR Wijaya Kusuma, BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda), BPR Usaha Madani Karya Mulia, BPR Pasar Bhakti Sidoarjo, BPR Purworejo, BPR EDC Cash, BPR Aceh Utara, BPR Sembilan Mutiara, BPR Bali Artha Anugrah, BPRS Saka Dana Mulia, BPR Dananta, BPR Bank Jepara Artha, BPR Lubuk Raya Mandiri, BPR Sumber Artha Waru Agung, BPR Nature Primadana Capital, BPRS Kota Juang (Perseroda), dan BPR Duta Niaga.