Siapa yang tidak mengenal Gojek? Kini hampir semua orang pernah menggunakan aplikasi Gojek. Selain memudahkan kita dalam penggunaan transportasi online, kini Gojek juga berkembang menjadi platform multiguna yang menyediakan berbagai kebutuhan dengan mudah.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa Gojek memenangkan pangsa pasar di sektor industri digital, ungguli pemain lainnya.
Gojek adalah perusahaan teknologi yang awalnya melayani angkutan melalui jasa ojek.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kini, perusahaan ojek itu berinovasi dan mengepakkan sayapnya menjadi ekosistem bisnis multi platform yang menyediakan akses ke berbagai layanan, seperti transportasi, pengiriman makanan, logistik, dan kebutuhan lainnya.
Tidak hanya itu, Gojek kini juga menyediakan GoPay, sebuah fitur e-wallet yang bisa diakses untuk memenuhi berbagai kebutuhan tersebut dalam satu aplikasi saja.
Fitur GoPay kini juga kian berkembang menjadi platform teknologi finansial dengan segala kemudahan yang ditawarkan.
Sebuah hasil riset menunjukkan, GoPay merupakan dompet digital yang paling banyak digunakan oleh konsumen secara konsisten sejak lebih dari lima tahun terakhir.
Tidak hanya itu, GoPay juga memiliki tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen tertinggi, dibanding dengan pengguna dompet digital lainnya.
Sebuah perusahaan peneliti pemasaran InsightAsia melakukan sebuah riset penggunan dompet digital yang berjudul ‘Consistency That Leads: 2023 E-Wallet Industry Outlook’ yang menunjukkan kepemimpinan pasar dompet elektronik di Indonesia.
Hasil riset tersebut mengungkap sebagian besar pengguna dompet digital pernah menggunakan GoPay (71 persen) dan terus setia menggunakannya sampai saat ini (58 persen).
Posisi kedua diduduki oleh OVO dengan 70 persen responden pernah menggunakan dan 53 persen menggunakan dalam tiga bulan terakhir.
Adapun posisi terakhir dalam tiga besar diisi oleh DANA dengan 61 persen responden pernah menggunakan namun tidak termasuk dalam tiga besar kategori penggunaan dalam tiga bulan terakhir.
Faktor Pendorong Dompet Digital Pimpin Pasar Teknologi
Menurut riset tersebut, ada beberapa faktor pendorong utama yang menyebabkan dompet digital kini memimpin pasar digital platform.
“Terdapat lima faktor pendorong utama yang memungkinkan brand dompet digital berhasil memimpin pasar, yaitu aman digunakan dan saldo konsumen terlindungi, mudah dan nyaman digunakan dalam bertransaksi, bebas limit penggunaan bulanan dan dapat digunakan untuk pembayaran kebutuhan sehari-hari secara maksimal. Kemampuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan inilah yang membuat sebuah brand dapat meraih kepercayaan tertinggi dari konsumen,” papar Olivia Samosir selaku Research Director InsightAsia kepada awak media di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Dari lima faktor tersebut, GoPay menempati posisi teratas dibanding dengan layanan dompet digital lainnya. Sebesar 84 persen pengguna GoPay mengatakan bahwa mereka memiliki pengalaman yang baik dan menyenangkan selama menggunakan fitur GoPay.
Hal ini menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan yang disediakan Gojek telah dilakukan secara konsisten.
Riset tersebut juga menunjukkan peringkat keberhasilan dompet digital lainnya yang menyusul Gojek, di antaranya pengguna aktif OVO sebesar 80 persen dan DANA sebesar 75 persen.
Padahal, mayoritas responden menggunakan dua hingga tiga platform e-wallet untuk pembayaran berbagai transaksi, baik online maupun offline.
Riset InsightAsia juga menemukan kecenderungan penggunaan dompet digital telah berkembang, dari sekadar pembayaran, kini menjadi pengelolaan keuangan penggunanya.
Layanan pengelola keuangan tersebut seperti transfer uang, menyediakan riwayat transaksi, dan fitur bayar belakangan atau paylater.
Kini, penggunaan dompet digital terbanyak digunakan untuk belanja di e-commerce, top-up pulsa, kirim uang dalam platform, melihat riwayat transaksi, transfer bank, pesan kuliner, pembayaran tagihan listrik, pembayaran pengeluaran rumah tangga, dan fitur paylater.
”Hal ini menarik, bahwa perusahaan digital yang menaungi dompet digital dan e-commerce dalam satu atap jadi memiliki bonus tersendiri. Mereka memiliki potensi menjadi pemenang pasar karena menyediakan kelengkapan dan kemudahan bertransaksi, contohnya GoTo yang di inisiasi oleh Tokopedia dan GoPay dalam satu ekosistem.” tambahnya.
Sementara itu mantan Jubir Kementerian Perdagangan RI dan peneliti Ekonomi Universitas Indonesia Fithra Faisal berpendapat bahwasanya fitur GoPay ini awalnya berangkat dari kebutuhan para penggunanya yang muncul karena Behavior Switch.
Kebiasaan baru ini menjadi fenomena yang kian pesat, sejak pandemi COVID-19 yang mengharuskan kita menghindari kontak fisik.
“Kalau kita perhatikan sejak pandemi penggunaan dompet digital ini makin pesat, karena dorongan dari pemerintah juga ya, kita dianjurkan untuk melakukan transaksi non tunai. Dari pandemi ini, artinya ada switching behavior disana, ada kebiasaan baru, kebutuhan baru. Nah, dari sini pemerintah dan Bank Indonesia juga bisa menggandeng sektor yang lain juga, terutama UMKM itu agar ikut go digital, apalagi perekonomian kita masih begini,” paparnya.
Masa pandemi turut memicu pergeseran kebiasaan masyarakat ke transaksi non tunai yang ternyata berlanjut ke masa new normal.
Hal ni menjadikan peran uang elektronik yang semakin penting. Nilai transaksi uang elektronik tumbuh pesat hingga 58,6 persen dalam satu tahun terakhir, dan volume transaksi meningkat 37,49 persen dengan nilai transaksi uang elektronik bulanan mencapai Rp.35,1 triliun.
Hasil riset InsightAsia juga menunjukkan bahwa teknologi finansial seperti e-wallet dan code QR akan terus meningkatkan taraf hidup masyarakat, dengan membuka lebih banyak akses ke beragam aktivitas produktif.
Saat masyarakat memperluas penggunaan e-wallet dan QR, kondisi ini dipercaya akan membawa industri teknologi finansial akan menjadi ruang yang terus mengalami peningkatan. Hanya brand tertentu yang mampu menjaga konsistensi nya dalam memenuhi kebutuhan penggunanya. (*)