Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Hamburkan Rp93 Miliar Uang Rakyat

- Jurnalis

Jumat, 29 November 2024 - 11:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi Pilkada Kota Bekasi 2024.

Ilustrasi Pilkada Kota Bekasi 2024.

Pilkada 2024 di Kota Bekasi menyisakan catatan pahit. Dari target 81 persen, angka partisipasi pemilih dalam Pilkada Kota Bekasi edisi kali ini hanya mencapai 55 persen dari total 1,8 juta pemilih menjadi bukti nyata kegagalan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi dalam mengoptimalkan hak suara masyarakat.

“Partisipasi pemilih tercatat sekitar 900 ribu atau 55 persen dari 1,8 juta daftar pemilih tetap (DPT),” ungkap Direktur Eksekutif Ramangsa Institute, Maizal Alfian, Jumat (29/11/2024)

Dengan gelontoran anggaran Rp93 miliar, kata Alfian, seharusnya KPU Kota Bekasi dapat mendongkrak angka partisipasi pemilih yang jauh lebih tinggi dari Pilkada sebelumnya yang mencapai 71 Persen.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Rendahnya partisipasi pemilih menunjukkan ketidakmampuan KPU Kota Bekasi dalam menjalankan perannya secara maksimal, baik dalam hal sosialisasi kepada pemilih maupun memfasilitasi aksesibilitas ke tempat pemungutan suara (TPS),” tuturnya.

Menurut Alfian, beberapa faktor utama yang menyebabkan rendahnya kehadiran pemilih adalah tidak masifnya sosialisasi, terbatasnya akses informasi, serta minimnya inovasi dalam menarik perhatian masyarakat.

“KPU Kota Bekasi perlu lebih kreatif dan inklusif dalam merangkul berbagai elemen masyarakat, termasuk pemilih pemula dan mereka yang tinggal di daerah terisolasi,” tegasnya.

Alfian pun mendesak KPU Kota Bekasi untuk melakukan introspeksi mendalam guna memperbaiki strategi penyelenggaraan Pilkada mendatang. Ia menegaskan, pelaksanaan demokrasi harus lebih efektif dan partisipatif.

Baca Juga:  Sambut HUT RI ke 78 dan Milad Ormas ke 23, Pedagang Kaki Lima di Bekasi Ketiban Pungli

“Ini adalah sebuah ironi yang tidak bisa dibiarkan begitu saja,” tutup Alfian.

Mengapa Partisipasi Pemilih Rendah?

Berdasarkan penelusuran redaksi rakyatbekasi, berikut sejumlah faktor yang mendasari rendahnya angka partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya:

  • Sosialisasi yang kurang masif: Kurangnya kampanye intensif dan kreatif membuat banyak warga, terutama pemilih pemula, kurang memahami pentingnya berpartisipasi dalam pesta demokrasi.
  • Akses informasi yang terbatas: Keterbatasan akses informasi, terutama di daerah terpencil, membuat sebagian masyarakat tidak mengetahui jadwal dan lokasi TPS.
  • Minimnya Inovasi dari penyelenggara: KPU Kota Bekasi dinilai kurang inovatif dalam menarik minat pemilih, terutama generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.
Baca Juga:  Koalisi Indonesia Bersatu Siap Lanjutkan Pembangunan Era Jokowi

Dampak dari Rendahnya Partisipasi Pemilih

Rendahnya partisipasi pemilih memiliki konsekuensi serius:

  • Legitimasi Pemimpin: Pemimpin yang terpilih dengan tingkat partisipasi rendah akan dipertanyakan legitimasinya.
  • Kualitas Demokrasi: Rendahnya partisipasi menunjukkan adanya masalah dalam sistem demokrasi yang kita jalankan.
  • Pemborosan Anggaran: Anggaran yang besar untuk penyelenggaraan Pilkada menjadi sia-sia jika tidak diiringi dengan peningkatan partisipasi.

Solusi untuk Meningkatkan Partisipasi Pemilih

Untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada Pilkada mendatang, KPU Kota Bekasi perlu melakukan langkah-langkah berikut:

  • Sosialisasi yang lebih kreatif: Melibatkan influencer lokal, memanfaatkan media sosial, dan mengadakan kegiatan-kegiatan menarik untuk menarik minat pemilih.
  • Peningkatan akses informasi: Memanfaatkan teknologi informasi untuk menyebarkan informasi terkait Pilkada secara luas dan mudah diakses.
  • Peningkatan Fasilitas TPS: Memastikan semua TPS mudah dijangkau, dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, dan ramah bagi penyandang disabilitas.
  • Peningkatan Peran Pengawas Pemilu: Memperkuat pengawasan terhadap proses Pilkada untuk mencegah terjadinya kecurangan.
Baca Juga:  Terkait Skandal PPK Bekasi "Holiday" ke Bali, PSI Siap-siap Disanksi Pembatalan Kursi

Kesimpulan

Rendahnya partisipasi pemilih dalam Pilkada 2024 Kota Bekasi adalah masalah serius yang harus segera dievaluasi. KPU Kota Bekasi harus melakukan evaluasi menyeluruh dan melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan, jika memang perlu dilakukan penggantian komisioner agar pelaksanaan Pilkada mendatang lebih sukses.

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ini Dia Syarat dan Cara Pengajuan Sengketa Pilkada 2024 ke Mahkamah Konstitusi
Sambangi Kota Bekasi, Ketua Bawaslu RI Tinjau Pelaksanaan Rekapitulasi Suara Pilkada 2024
Estafet Kepemimpinan: Ini Dia Tantangan dan Harapan untuk PJ Wali Kota Bekasi dan Paslon Terpilih
Tim Ridho Optimis Heri-Sholihin Tak Punya Opsi Gugat Hasil Rekapitulasi Suara ke MK
Bawaslu Kesulitan Ungkap Otak Intelektual ‘Black Campaign’ Pemasang Stiker Wajah Tri Adhianto
KPU Kota Bekasi Siap Hadapi Gugatan Perselisihan Pilkada di Mahkamah Konstitusi
KPU Kota Bekasi Gelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Suara Pilkada Serentak 2024
Sekda Kota Bekasi Tegaskan Bahwa ASN Harus Loyal Terhadap Siapapun yang Menang Pilkada

Berita Terkait

Rabu, 4 Desember 2024 - 14:29 WIB

Ini Dia Syarat dan Cara Pengajuan Sengketa Pilkada 2024 ke Mahkamah Konstitusi

Rabu, 4 Desember 2024 - 12:52 WIB

Sambangi Kota Bekasi, Ketua Bawaslu RI Tinjau Pelaksanaan Rekapitulasi Suara Pilkada 2024

Selasa, 3 Desember 2024 - 16:04 WIB

Tim Ridho Optimis Heri-Sholihin Tak Punya Opsi Gugat Hasil Rekapitulasi Suara ke MK

Selasa, 3 Desember 2024 - 15:36 WIB

Bawaslu Kesulitan Ungkap Otak Intelektual ‘Black Campaign’ Pemasang Stiker Wajah Tri Adhianto

Selasa, 3 Desember 2024 - 13:23 WIB

KPU Kota Bekasi Siap Hadapi Gugatan Perselisihan Pilkada di Mahkamah Konstitusi

Berita Terbaru

error: Content is protected !!