London – Legenda Manchester United (MU), Eric Cantona, kembali menjadi sorotan publik internasional. Kali ini, bukan karena aksi di lapangan hijau, melainkan lewat panggung orasi yang menggema di Wembley Arena, London. Dalam acara amal untuk Palestina pada Rabu (17/09/2025), mantan bintang asal Prancis itu menyerukan boikot total terhadap Israel dari kancah sepak bola dunia.
Cantona meluapkan kekecewaannya terhadap FIFA dan UEFA, yang menurutnya menerapkan standar ganda dalam menyikapi konflik internasional.
Soroti Perbedaan Sikap FIFA dan UEFA
Di hadapan ribuan penonton, Cantona membandingkan respons cepat FIFA dan UEFA terhadap Rusia pasca-invasi ke Ukraina dengan sikap mereka terhadap Israel.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Empat hari setelah Rusia memulai perang dengan Ukraina, FIFA dan UEFA membekukan sepak bola Rusia,” ujarnya lantang. “Tapi sekarang, kita melihat 716 hari atas apa yang disebut Amnesty International sebagai genosida di Palestina, dan Israel masih bisa berpartisipasi. Kenapa ada standar ganda? FIFA dan UEFA harus membekukan Israel.”
Pernyataan ini memicu sorakan dukungan dari audiens yang memadati arena, menandakan isu ini mendapat perhatian luas dari publik sepak bola.
Sepak Bola sebagai Alat Perubahan Sosial
Pria berjuluk “The King” ini menegaskan keyakinannya bahwa sepak bola memiliki kekuatan besar untuk mendorong perubahan sosial. Ia mencontohkan boikot olahraga terhadap Afrika Selatan pada era apartheid, yang dinilainya berperan penting dalam mengakhiri sistem diskriminasi rasial tersebut.
“Kita ingat apartheid di Afrika Selatan. Boikot di bidang olahraga berperan penting mengakhiri apartheid,” tegasnya.
Ajakan untuk Klub, Pemain, dan Suporter
Cantona menyerukan aksi nyata dari seluruh elemen sepak bola dunia:
- Klub diminta menolak bertanding melawan tim dari Israel.
- Pemain diimbau menolak turun ke lapangan menghadapi tim Israel.
- Suporter diajak menggunakan kekuatan kolektif mereka untuk menekan otoritas sepak bola.
“Penggemar sepak bola di seluruh dunia adalah kekuatan itu sendiri. Inilah saatnya bagi semua orang untuk bergabung dengan saya. Anda akan ikut saya? Anda tidak bisa bilang tidak, karena Anda adalah kekuatan itu sendiri,” ujarnya penuh emosi.
Tantangan untuk FIFA dan UEFA
Orasi Cantona bukan sekadar ajakan moral, tetapi tantangan langsung kepada FIFA dan UEFA untuk bertindak tegas sesuai prinsip kemanusiaan yang dijunjung tinggi dalam olahraga. Ia berharap momentum ini dapat menjadi titik balik bagi sepak bola dunia untuk bersikap konsisten terhadap pelanggaran hak asasi manusia.
Analisis Singkat
Seruan Cantona ini menambah daftar panjang tokoh olahraga yang menggunakan popularitasnya untuk menyuarakan isu kemanusiaan. Dengan rekam jejaknya sebagai ikon sepak bola, pernyataan ini berpotensi memicu diskusi global dan menekan federasi sepak bola internasional untuk mengambil langkah konkret.
Bagaimana menurut Anda, apakah sepak bola seharusnya menjadi alat untuk menekan pelanggaran HAM? Bagikan pandangan Anda dan ikuti terus berita terkini seputar dunia sepak bola internasional.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.






























