Sebut Status Nonaktif Hanya ‘Nina Bobok’ untuk Redam Publik, PA-GMNI Bekasi Desak PAW Anggota DPR

- Jurnalis

Senin, 1 September 2025 - 15:46 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aktivis pemuda dari Bekasi, Syahrul Ramadhan.

Aktivis pemuda dari Bekasi, Syahrul Ramadhan.

BEKASI – Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA-GMNI) Bekasi mendesak agar status nonaktif yang diberikan kepada sejumlah anggota DPR RI segera ditindaklanjuti dengan pemberhentian atau Pergantian Antar Waktu (PAW). Langkah ini dinilai lebih tegas dan menjawab tuntutan publik dibandingkan sekadar penonaktifan sementara.

Desakan ini muncul setelah beberapa partai politik resmi menonaktifkan anggotanya dari kursi parlemen per Senin (01/09/2025).

Keputusan tersebut diambil menyusul gelombang kemarahan publik akibat serangkaian pernyataan dan sikap yang dianggap melukai hati rakyat yang dilontarkan oleh sejumlah anggota dewan tersebut.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

​Wakil Ketua PA-GMNI Bekasi, Syahrul Ramadhan, menegaskan bahwa kebijakan penonaktifan berpotensi menjadi strategi politik sementara untuk meredam gejolak di masyarakat.

​”Jangan sampai keputusan menonaktifkan mereka (anggota DPR) hanya untuk meninabobokan masyarakat saja,” ujar Syahrul dalam keterangannya, Senin (1/9/2025).

Perbedaan Mendasar: Nonaktif vs PAW

Syahrul menjelaskan adanya perbedaan krusial antara status nonaktif dengan pemecatan.

Menurutnya, publik perlu memahami bahwa penonaktifan tidak menghilangkan status keanggotaan seorang wakil rakyat.

​”Anggota DPR yang dinonaktifkan tidak memiliki status yang sama dengan dipecat. Status nonaktif berarti anggota DPR untuk sementara waktu tidak menjalankan tugas dan kewenangan sebagai wakil rakyat hingga ada keputusan lanjutan,” ungkapnya.

​Dengan kata lain, nama-nama seperti Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio, Uya Kuya, dan Adies Kadir secara administratif masih tercatat sebagai anggota dewan aktif meskipun dinonaktifkan dari tugas-tugasnya.

Hak Keuangan Tetap Diterima

Konsekuensi dari status nonaktif tersebut, lanjut Syahrul, adalah para anggota dewan tersebut masih berhak menerima gaji serta fasilitas keuangan lainnya dari negara.

Hal ini, menurutnya, mencederai rasa keadilan publik yang menuntut akuntabilitas penuh.

​”Hal ini sesuai pada Pasal 19 Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Tertib,” tegasnya. “Dalam Pasal 19 ayat 4, disebutkan bahwa anggota yang diberhentikan sementara tetap mendapatkan hak keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

​Berdasarkan Surat Edaran Setjen DPR RI No.KU.00/9414/DPR RI/XII/2010, hak keuangan tersebut tidak hanya berupa gaji pokok, tetapi juga mencakup berbagai tunjangan seperti tunjangan suami/istri, anak, jabatan, kehormatan, komunikasi, hingga tunjangan beras.

Tuntutan Ketegasan Partai Politik

Atas dasar itu, PA-GMNI Bekasi mendorong partai politik yang menaungi para anggota dewan tersebut untuk mengambil langkah yang lebih konkret dan tegas.

Menurut Syahrul, keputusan yang bersifat “abu-abu” hanya akan dianggap sebagai upaya untuk melindungi kadernya tanpa sanksi yang sesungguhnya.

​”Saya rasa partai tempat mereka bernaung harus mengambil langkah yang benar-benar tegas. Jangan bias dengan hanya menonaktifkan mereka saja, tapi buat putusan pemecatan dan melakukan PAW. Jangan membodohi masyarakat dengan keputusan yang abu-abu,” pungkasnya.


Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pemkot Bekasi dan Kejari Teken PKS Integritas Pendampingan Hukum Lima BUMD
Wali Kota Bekasi: Dana Rp1,7 Triliun di RKUD Bukan Mengendap, Ini Penyebabnya
Andri Andreas Saragih Pimpin Pemuda Katolik Kota Bekasi 2025-2028, Usung Misi Akselerasi Organisasi
Beredar Video Banjir Viral di Cipendawa Baru, Wali Kota Bekasi Pastikan Hoaks
Disperkimtan: Pembebasan Lahan PLTSa Kota Bekasi Tak Gusur Rumah Warga
Serapan Anggaran Kota Bekasi Baru 50,70% di Akhir Oktober, BPKAD Desak OPD Genjot Belanja
Wajah Baru Transportasi Bekasi: Bus Listrik ‘Trans Beken’ Muncul, Gantikan Transpatriot?
Mengawal Masa Depan Air Bersih Bekasi: Peran Vital Dewan Pengawas dalam Transformasi Strategis Perumda Tirta Patriot

Berita Terkait

Senin, 27 Oktober 2025 - 14:22 WIB

Pemkot Bekasi dan Kejari Teken PKS Integritas Pendampingan Hukum Lima BUMD

Senin, 27 Oktober 2025 - 12:41 WIB

Wali Kota Bekasi: Dana Rp1,7 Triliun di RKUD Bukan Mengendap, Ini Penyebabnya

Senin, 27 Oktober 2025 - 12:09 WIB

Andri Andreas Saragih Pimpin Pemuda Katolik Kota Bekasi 2025-2028, Usung Misi Akselerasi Organisasi

Senin, 27 Oktober 2025 - 11:34 WIB

Beredar Video Banjir Viral di Cipendawa Baru, Wali Kota Bekasi Pastikan Hoaks

Minggu, 26 Oktober 2025 - 13:09 WIB

Serapan Anggaran Kota Bekasi Baru 50,70% di Akhir Oktober, BPKAD Desak OPD Genjot Belanja

Berita Terbaru

Proses pengadaan sistem perpajakan Coretax (Core Tax Administration System) kini menuai sorotan tajam.

Parlementaria

Komisi XI DPR Desak BPK Audit Pengadaan Sistem Coretax

Senin, 27 Okt 2025 - 22:30 WIB

Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca