Puluhan Pengurus Angkutan Kota (Angkot) K11 Jurusan Bantargebang – Terminal Bekasi bersama Organda Kota Bekasi menggelar aksi unjuk rasa dengan menggeruduk Gedung DPRD Kota Bekasi.
Aksi demonstrasi tersebut disinyalir menyoal operasional Biskita Trans Patriot Bekasi yang hingga kini belum dikenai tarif.
Pengurus Angkot K-11, Simanjuntak mengatakan, kedatangan pihaknya ke Gedung DPRD Kota Bekasi sebagai bentuk kelanjutan dari aksi Pengurus K11 pada Bulan Februari 2024 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat itu telah disepakati, Bahwasanya Operasional Bus Biskita Trans Bekasi Patriot akan berakhir masa gratisnya dalam 6 bulan. Akan tetapi, hingga kini Bus tersebut masih beroperasi dengan gratis.
“Semua perjanjian itu tidak diperhatikan sesuai dengan isi perjanjian. Di antaranya subsidi 6 bulan itu kan masih berjalan sampai sekarang, Terhitung mulai Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus 2024. Aturan sudah selesainya Agustus, tapi September masih gratis yang otomatis merugikan K11,” ucap Simanjuntak kepada awak media di lokasi, Rabu (02/10/2024).
Menurut Simanjuntak, penumpang pada umumnya mencari mobil yang gratis dengan fasilitas yang mumpuni. Baik, dari AC dan fasilitas penunjang lainnya.
“Jadi kami sudah sangat-sangat dirugikan, Jadi kami meminta kepada Dinas terkait supaya (gratis) itu dicabut, mari Bis kita berbayar. Kenapa sih takut bersaing dengan angkutan reguler padahal pakai AC,” katanya.
“Ini kan terbalik, pengusaha disubsidi, pengusaha kecil dibiarkan. Jadi angkutan di Bekasi mau diapain, itu yang kami tuntut. Yang kedua, yang kami dengar titik-titik yang disepakati, bus top termasuk mau ditambah-tambahin. Kami jelas menolak, kalau memang itu disubsidi, kasih anggaran dong, kami juga mau disubsidi,” sambungnya.
Sehingga, ia meminta agar kebijakan Biskita Trans Bekasi Patriot yang digratiskan bisa segera dicabut. Sebab, pihaknya menilai kehadiran Bus itu hampir membuatnya kehilangan 80 persen penghasilan para sopir K11.
“Sangat-sangat terasa banget, penumpang kami itu bisa saya bilang hampir 80 persen sudah berpihak ke BTS. Soalnya gratis. Kami itu bawa ke rumah ya seadanya saja, tidak mencukupi untuk anak dan istri, Padahal setorannya cuma 70 ribu, tapi tidak sampai, Pengemudi dan supir-supir itu miris, tidak bisa dibawa untuk menghidupi anak dan istrinya,” pungkasnya seraya mengeluh.