Pemandangan kemacetan parah di sekitar Stasiun Bekasi pada jam sibuk pagi dan sore hari telah sampai ke telinga pimpinan daerah. Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, secara tegas meminta Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satpol PP untuk segera membentuk tim gabungan guna menertibkan angkutan kota (angkot) yang berhenti sembarangan (ngetem).
Tindakan ini dianggap mendesak menyusul banyaknya keluhan warga yang terganggu oleh angkot yang memakan badan jalan dan menyebabkan kemacetan lalu lintas yang signifikan.
Keluhan Warga di Titik-Titik Krusial
Dalam keterangannya pada Selasa (29/07/2025), Wakil Wali Kota Abdul Harris Bobihoe menyebutkan tiga titik stasiun yang menjadi biang keladi kemacetan akibat angkot ngetem.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tentang kemacetan di stasiun, mohon dari Dishub agar ditangani. Angkot yang ngetem sembarangan di sekitar Stasiun Bekasi, Stasiun Kranji, dan Stasiun Bekasi Timur masih menjadi keluhan warga,” ucapnya kepada rakyatbekasi.com.
Menurutnya, masalah ini adalah persoalan nyata yang tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan harus segera ditindaklanjuti dengan langkah konkret di lapangan.
Instruksi Tegas: Bentuk Tim Gabungan Pagi dan Sore
Untuk memastikan penanganan berjalan efektif, Abdul Harris Bobihoe menginstruksikan pembentukan tim terpadu yang bertugas secara rutin pada jam-jam rawan kemacetan.
“Mohon kepada Dishub, Satpol-PP, dan pihak terkait lainnya untuk membentuk tim penertiban rutin pada pagi dan sore hari,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya pengawasan dari aparat wilayah. “Kepada Camat dan Lurah juga harus ikut mengawasi dan melaporkan jika ada pola pelanggaran yang dibiarkan. Kita beri ruang untuk angkot, tapi tidak boleh mengganggu hak warga atas kelancaran lalu lintas,” tegasnya.
Tanggapan Dishub: Penanganan Bertahap di Tiap Stasiun
Menanggapi instruksi tersebut, Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional (Dalops) Dishub Kota Bekasi, Muhammad Iqbal Bayuaji, menyatakan bahwa pihaknya telah dan sedang melakukan langkah-langkah penanganan. Namun, ia mengakui penanganan dilakukan secara bertahap.
“Kami sudah melakukan beberapa langkah penanganan. Saat ini, konsentrasi penuh baru kami lakukan di Stasiun Bekasi,” kata Iqbal saat dihubungi terpisah.
Di Stasiun Bekasi, Dishub telah menerapkan rekayasa lalu lintas seperti Sistem Satu Arah (SSA) dan melakukan perubahan rute (rerouting) angkot. Meski demikian, Iqbal mengakui waktu sore hari tetap menjadi tantangan utama karena volume penumpang kereta yang tiba bersamaan.
“Untuk yang di Stasiun Kranji, penanganan sudah berjalan dan sedang kami konsentrasikan bersama Kepala UPTD terkait,” imbuhnya.
Tantangan di Stasiun Bekasi Timur dan Pengerahan Personel
Adapun untuk Stasiun Bekasi Timur, Dishub mengakui masih dalam tahap pencarian formula solusi terbaik. “Di sana tantangannya berbeda. Volume kendaraan di wilayah itu sendiri sudah sangat padat, sehingga tingkat kemacetannya sangat tinggi, terutama pada jam pulang kerja,” jelas Iqbal.
Untuk meminimalisir kemacetan di ketiga titik tersebut, Dishub telah menyiagakan personel di lapangan setiap hari.
“Kami mengerahkan anggota di setiap stasiun. Ada penambahan dari tim URC (Unit Reaksi Cepat), sehingga total gabungan ada sekitar 10 personel yang setiap hari melakukan pemantauan dan upaya mengurai kemacetan pada pagi dan sore hari,” pungkasnya.
Warga kini menantikan efektivitas tim gabungan yang diinstruksikan Wakil Wali Kota untuk memberikan solusi permanen terhadap masalah kemacetan yang telah menahun ini.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.





























