Dinas Kesehatan Kota Bekasi melaporkan untuk perkembangan Kasus Monkeypox (Mpox) di wilayahnya belum ada penambahan kasus sejak 2023 lalu melalui catatan yang terhimpun melalui jumlah kasus di Kota Bekasi.
Plt Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi Vevie Herawati mengatakan bahwa pada tahun ini terkait perkembangan Kasus Monkeypox di Kota Bekasi belum ada penambahan Kasus.
“Karena berdasarkan catatan, temuan Kasus Monkeypox di Kota Bekasi tercatat pada Tahun 2023 lalu. Dengan, catatan dari 8 temuan. 3 di antaranya positif Monkeypox,” ucap dia saat dikonfirmasi rakyatbekasi melalui keterangannya, dikutip, Senin (09/09/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Adapun 3 orang yang diagnosa positif, 2 di antaranya merupakan warga Kota Bekasi. Sedangkan sisanya berasal dari luar warga Kota Bekasi.
“Dengan, catatan kondisi terakhir 2 orang melakukan isolasi di Rumah Sakit. Sementara, satu lainnya melakukan isolasi mandiri, pada tahun lalu secara catatan,” ujarnya.
Sebagai catatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan data kasus konfirmasi Monkeypox (Mpox) terbaru di Indonesia hingga Sabtu (17/08/2024) terdapat 88 kasus konfirmasi Mpox sejak tahun 2022 lalu.
Secara rinci, kasus tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi, Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten 9 kasus konfirmasi, Jawa Timur 3 kasus konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 kasus konfirmasi, dan Kepulauan Riau 1 kasus konfirmasi.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh. Jika dilihat tren mingguan kasus konfirmasi Mpox di Indonesia dari tahun 2022 hingga 2024, periode dengan kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023.
Plh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr. Yudhi Pramono, MARS mengatakan, dari 88 kasus yang dikonfirmasi, sebanyak 54 kasus memenuhi kriteria untuk dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS) guna mengetahui varian virusnya.
“Dari 54 kasus ini seluruhnya varian Clade IIB. Clade IIB ini mayoritas menyebarkan wabah Mpox pada Tahun 2022 hingga saat ini dengan fatalitas lebih rendah dan ditularkan sebagian besar dari kontak seksual,” ujar dr. Yudhi pada konferensi pers Perkembangan Kasus Mpox di Indonesia, Minggu (18/08/2024).
Terdapat dua Clade Monkeypox virus, yakni Clade I berasal dari Afrika Tengah (Congo Basin) dengan subclade 1a. Subclade 1a ini memiliki Case Fatality Rate (CFR) lebih tinggi daripada clade lain dan ditularkan melalui beberapa mode transmisi. Sementara itu, subclade 1b ditularkan sebagian besar dari kontak seksual dengan CFR 11%.
Berbeda dengan Clade I, Clade II berasal dari di Afrika Barat dengan subclade IIa dan IIb dengan CFR 3,6%. Clade II memiliki CFR rendah dengan kasus sebagian besar berasal dari kontak seksual pada saat wabah pada 2022.
Langkah Pengobatan Penyakit Cacar Monyet
Sebenarnya, cacar monyet atau monkeypox adalah jenis penyakit yang bisa sembuh sendiri. Pengobatan yang secara spesifik untuk cacar monyet juga belum ada.
Cacar monyet dapat didiagnosis secara pasti melalui pemeriksaan laboratorium rujukan dengan mempertimbangkan penyakit ruam lain, seperti cacar smallpox, cacar air, campak, infeksi kulit akibat bakteri, kudis, sifilis, dan alergi terkait obat.
Spesimen diagnostik yang optimal berasal dari lesi. Jika sudah terinfeksi, pengobatan bersifat untuk meredakan gejala (simptomatis) dan supportif.
Cara Mencegah Cacar Monyet
Meski cacar monyet bisa sembuh sendiri, ada baiknya dalam mencegah penyakit ini datang, agar rutinitas tidak terganggu.
Secara umum, cacar monyet pada anak-anak seringkali lebih parah karena terkait dengan daya tahan tubuh si Kecil yang tidak sekuat orang dewasa, status kesehatan anak, hingga tingkat keparahan komplikasi penyakit ini.
Berikut adalah beberapa langkah untuk mencegah infeksi virus monkeypox yang bisa Anda lakukan:
Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi sarang virus, terutama hewan buas, tikus, primata, hewan yang sakit, atau yang ditemukan mati
Hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi. Misalnya dari tempat tidur maupun pakaian yang digunakan penderita
Batasi konsumsi dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik, maupun daging yang diburu dari hewan liar (bush meat)
Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Lakukan kebersihan tangan yang baik setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Misalnya, mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol. Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.