Hasil pengukuran yang dilakukan SETARA Institute untuk mempromosikan praktik toleransi kota-kota di Indonesia, Setara Institute merilis laporan Indeks Kota Toleran (IKT) edisi tahun 2023 pada 30 Januari 2024.
Dalam publikasi ketujuh sejak 2015 ini, Setara Institute menggunakan studi pengukuran IKT melalui sejumlah elemen, mulai dari kinerja pemerintah kota, elemen masyarakat , sistem mengelola keberagaman, dan masih banyak lainnya.
Menariknya, dalam tiga tahun terakhir, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan indeks toleran tertinggi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di posisi kedua ada Bekasi dengan skor 6,460. Padahal, pada edisi pertama Indeks Kota Toleransi di tahun 2015 lalu, Bekasi berada di peringkat ke-93 dari 94 kota.
Setelah duduk di peringkat tiga pada tahun 2022 kini berhasil duduk di posisi kedua sebagai kota dengan indeks toleran tertinggi di Indonesia.
Dalam waktu lima tahun, Kota Bekasi mampu memperbaiki sistem tatanan pemerintahannya dan masuk ke daftar 10 besar kota dengan toleran tertinggi di Indonesia.
Daftar Kota dengan Indeks Toleran Tertinggi di Indonesia
Objek kajian IKT adalah 94 kota dari total 98 kota di seluruh Indonesia. 4 kota yang dieliminir merupakan kota-kota administrasi di DKI Jakarta yang digabungkan menjadi 1 (satu) kota DKI Jakarta.
Penggabungan ini dilakukan karena secara administratif dan legal, kota-kota tersebut tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan peraturan perundang-undangan, sehingga tidak valid untuk dinilai secara terpisah.
Mengacu pada definisi operasional dan berdasarkan pada kerangka indexing, studi IKT menetapkan 4 (empat) variabel dengan 8 (delapan) indikator sebagai alat ukur.
A. Regulasi Pemerintah Kota
- Indikator 1: Rencana pembangunan dalam bentuk RPJMD dan produk hukum pendukung lainnya.
- Indikator 2: Ada tidaknya kebijakan diskriminatif.
B. Regulasi Sosial
- Indikator 3 : Peristiwa intoleransi.
- Indikator 4 : Dinamika masyarakat sipil terkait isu toleransi.
C. Tindakan Pemerintah
- Indikator 5 : Pernyataan pejabat kunci tentang isu toleransi.
- Indikator 6 : Tindakan nyata terkait isu toleransi.
D. Demografi Sosio-Keagamaan
- Indikator 7 : Heterogenitas keagamaan penduduk.
- Indikator 8 : Inklusi sosial keagamaan.
Berikut adalah 10 dari 94 kota dengan indeks toleran tertinggi menurut survei Setara Institute:
- Singkawang: 6,500
- Bekasi: 6,460
- Salatiga: 6,450
- Manado: 6,400
- Semarang: 6.230
- Magelang: 6,220
- Kediri: 6,073
- Sukabumi: 5,997
- Kupang: 5,953
- Surakarta: 5,800
Kota Singkawang berada di peringkat pertama dengan skor 6,500. Berdasarkan Setara Institute, Singkawang termasuk salah satu kota yang memiliki kebijakan, kepemimpinan, dan birokrasi yang baik.
Di posisi kedua ada Bekasi dengan skor 6,460. Padahal, pada edisi pertama Indeks Kota Toleransi di tahun 2015 lalu, Bekasi berada di peringkat ke-93 dari 94 kota.
Dalam waktu lima tahun, Kota Bekasi mampu memperbaiki sistem tatanan pemerintahannya dan masuk ke daftar 10 besar kota dengan toleran tertinggi di Indonesia.
Posisi ketiga diisi oleh Kota Salatiga dengan skor 6,450. Kota Salatiga disebut sebagai kota percontohan dengan ekosistem toleransi paripurna terbaik di Indonesia.
Kota dengan indeks toleran tertinggi berikutnya adalah Manado (6,400), Semarang (6.230), Magelang (6,220), Kediri (6,073), Sukabumi (5,997), Kupang (5,953), dan Surakarta (5,800).
Daftar Kota dengan Indeks Toleran Terendah di Indonesia
Berikut adalah daftar kota dengan indeks toleran terendah menurut survei Setara Institute:
- Sabang: 4,457
- Bandar Lampung: 4,450
- Palembang: 4,433
- Pekanbaru: 4,420
- Mataram: 4,387
- Lhokseumawe: 4,377
- Padang: 4,297
- Banda Aceh: 4,260
- Cilegon: 4,193
- Depok: 4,010
Deretan kota dengan indeks toleransi terendah menurut Setara Institute adalah Sabang (4,457), Bandar Lampung (4,450), Palembang (4,433), Pekanbaru (4,420), Mataram (4,387), Lhokseumawe (4,377), Padang (4,297), Banda Aceh (4,260), Cilegon (4,193), dan Depok (4,010).
Meski mendapat skor terendah, Setar Institute mengatakan bahwa kesepuluh kota di atas telah melakukan upaya untuk memperbaiki sistem pemerintahan dan sosial di wilayahnya.
Hal ini bisa dilihat dengan rata-rata skor IKT 2022 sebesar 4,17.
Pada IKT 2023, skor tersebut naik menjadi 4,33 yang menjadi bukti bahwa kesepuluh kota di atas mulai melakukan perbaikan.