Pantang Membebek, Jokowi Guncang Dunia

- Jurnalis

Rabu, 6 Desember 2023 - 08:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dokumentasi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri (kiri) bersama Joko Widodo (Jokowi) yang saat berstatus calon Presiden nomor urut 01 saat kampanye akbar di Solo, Jawa Tengah, Selasa (09/04/2019) silam.

Dokumentasi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri (kiri) bersama Joko Widodo (Jokowi) yang saat berstatus calon Presiden nomor urut 01 saat kampanye akbar di Solo, Jawa Tengah, Selasa (09/04/2019) silam.

Alhasil, sekali lagi, masuk akal jika Sukarno menjadikan Aidit sebagai anak ideologisnya. Pada diri Aidit, barangkali, Sukarno melihat reinkarnasi dirinya. Namun sisi lain, tanpa tedeng aling-aling, Aidit berani menguasai panggung dan memuntahkan kritik tajam kepada Sukarno. “Negara salah urus,” serang Aidit tanpa sungkan, “Akibat pemimpinnya punya banyak istri.”

Oleh : Reza Indragiri Amriel*

 

“Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Begitu seru Sukarno.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dan kebanggaan sekaligus penghormatan Sukarno pada kedahsyatan energi pemuda, oleh sebagian penafsir sejarah, terwakilkan pada kedekatan istimewa antara Bung Karno dan D.N. Aidit.

Respek Sukarno pada Aidit jelas bukan main-main. Siapa tokoh yang mampu mengubah nasib PKI, kalau bukan Aidit.

Baca Juga:  Stagnansi Kejaksaan Negeri Bekasi, BMB: Kejari Alergi Ikan Kakap dan Teri

Dari partai yang sekarat pasca menggunting dalam lipatan di tahun 1948, PKI menjelma sebagai partai berkaliber elit pada Pemilu 1955.

Dengan jumlah anggota PKI mencapai jutaan orang, praktis Indonesia menjadi “negara komunis” terbesar di dunia setelah Cina dan Uni Soviet.

Alhasil, sekali lagi, masuk akal jika Sukarno menjadikan Aidit sebagai anak ideologisnya. Pada diri Aidit, barangkali, Sukarno melihat reinkarnasi dirinya.

Tapi Aidit, dengan segala kematangan yang ia punya, pantang membebek. Satu sisi, ia menikmati status sebagai representasi kaum muda revolusioner progresif.

Ia, sebagaimana kebanyakan orang pada masa itu, tentu juga berbesar hati bisa dipercaya oleh Bung Besar sebagai salah satu menterinya.

Namun sisi lain, tanpa tedeng aling-aling, Aidit berani menguasai panggung dan memuntahkan kritik tajam kepada Sukarno. “Negara salah urus,” serang Aidit tanpa sungkan, “Akibat pemimpinnya punya banyak istri.”

Ketajaman pikiran plus kekuatan nyali juga Aidit demonstrasikan saat ia menyusun daftar Dewan Revolusi.

Baca Juga:  Siapa Bakal Tersandung TPPU Rahmat Effendi? KPK Didesak Panggil Pejabat Pemkot Bekasi Lainnya

Diudarakan melalui RRI beberapa jam setelah peristiwa jahanam 1 Oktober, struktur pemerintahan Indonesia itu sama sekali tidak mencantumkan nama Sukarno.

Orang paling kuat se-Indonesia, yang kharismanya bersinar di seantero negeri berhaluan timur, yang menjadi sasaran pembinasaan politik oleh negara-negara Barat, ternyata dinihilkan begitu saja oleh Aidit.

Sejarah laksana roda. Dia berputar, mengulang-ulang kisahnya.

Dan situasi di tahun 50an hingga 60an itu seperti datang kembali tahun ini. Adalah Jokowi yang menjadi tokoh sentralnya.

Pemunculan Jokowi mengubah nasib PDIP di percaturan politik nasional. Pasalnya, sedahsyat apa pun seorang Megawati, ia tetap tidak kuasa melawan keperkasaan Susilo Bambang Yudhoyono.

Visited 1 times, 1 visit(s) today

Penulis : Reza Indragiri Amriel

Berita Terkait

Sebuah Tinjauan untuk Tingkatkan Kegemaran Membaca Masyarakat Kota Bekasi
Anies Rasyid Baswedan (bukanlah) Budak Joko Widodo
Mereka Merangsek Ikut Kontestasi di Tengah Seruan Netralitas ASN
Pecat Ketua KPU demi Pilkada Kota Bekasi Jujur dan Adil
Polemik Pj Wali Kota Bekasi, Isu Mutasi Pejabat Eselon II Sarat dengan Kepentingan?
Dampak Revolusi Teknologi Informasi terhadap Perkembangan Kepribadian Remaja
Distorsi Bising Kekuasaan Jokowi Semakin Tak Terkendali
Pemuda dalam Lingkaran Dinasti dan Politik Identitas

Berita Terkait

Rabu, 17 Juli 2024 - 15:37 WIB

Sebuah Tinjauan untuk Tingkatkan Kegemaran Membaca Masyarakat Kota Bekasi

Sabtu, 15 Juni 2024 - 09:21 WIB

Anies Rasyid Baswedan (bukanlah) Budak Joko Widodo

Senin, 22 April 2024 - 03:01 WIB

Mereka Merangsek Ikut Kontestasi di Tengah Seruan Netralitas ASN

Selasa, 19 Maret 2024 - 03:18 WIB

Pecat Ketua KPU demi Pilkada Kota Bekasi Jujur dan Adil

Sabtu, 9 Maret 2024 - 00:05 WIB

Polemik Pj Wali Kota Bekasi, Isu Mutasi Pejabat Eselon II Sarat dengan Kepentingan?

Berita Terbaru

ilustrasi Pilkada Serentak 2024.

Pilkada 2024

Pilkada Kota Bekasi 2024 Harus Damai Tanpa Hoax dan Isu SARA

Jumat, 26 Jul 2024 - 16:26 WIB