Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi meningkatkan kewaspadaan penuh terhadap potensi peredaran beras oplosan di wilayahnya.
Menyusul temuan skala nasional, pengawasan di pasar-pasar tradisional kini diperketat, diiringi strategi untuk membanjiri pasar dengan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog.
Langkah tegas ini diambil untuk melindungi konsumen dan menjaga stabilitas pangan di tengah maraknya isu pengoplosan beras yang meresahkan masyarakat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Buntut Temuan Skala Nasional
Kewaspadaan Pemkot Bekasi ini merupakan respons langsung terhadap pengumuman pemerintah pusat mengenai temuan 212 merek beras medium dan premium yang diduga merupakan hasil oplosan.
Merek-merek tersebut dilaporkan tersebar di 10 provinsi, dengan kasus awal terungkap dari penindakan sebuah gudang di Serang, Banten.
Menanggapi hal ini, Pemerintah Kota Bekasi telah menginstruksikan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) untuk bertindak cepat.
“Karena beberapa merek (oplosan) sudah terpublikasi, pemantauan harus segera dilakukan untuk melihat apakah ini terjadi secara masif, termasuk di Kota Bekasi,” ujar Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Pengawasan Diperketat, Pasar Tradisional Jadi Fokus Utama
Sesuai instruksi, fokus utama pengawasan diarahkan ke pasar-pasar tradisional atau pasar rakyat.
Menurut Tri, pasar ritel modern atau supermarket memiliki rantai pasok yang lebih terkontrol dan terpusat, sehingga risikonya lebih kecil.
“Saya sudah minta Disdagperin agar intens justru ke pasar-pasar rakyat. Yang patut kita lindungi adalah konsumen di sana, karena potensi adanya permainan oleh oknum penjual lebih besar, misalnya mencampur beras premium dengan kualitas di bawahnya,” jelasnya.
Strategi Mitigasi: Banjiri Pasar dengan Beras SPHP
Selain pengawasan, Disdagperin juga mengambil langkah proaktif untuk memitigasi potensi peredaran beras oplosan. Kepala Disdagperin Kota Bekasi, Solikhin, mengungkapkan pihaknya tengah berkoordinasi intensif dengan Perum Bulog.
“Kami sedang mengupayakan agar beras SPHP dari Bulog bisa segera didistribusikan ke 11 pasar di Kota Bekasi. Ini langkah antisipasi kami,” kata Solikhin, Rabu (30/07/2025).
Menurutnya, kehadiran beras SPHP yang terjamin kualitas dan harganya dapat menjadi alternatif terpercaya bagi masyarakat, sekaligus mempersempit ruang gerak oknum yang ingin bermain curang.
“Ini salah satu upaya kita. Dengan adanya beras SPHP yang murah dengan kualitas bagus dari Bulog, masyarakat punya pilihan yang lebih aman daripada membeli beras lain yang mutunya tidak jelas atau bahkan berisiko oplosan,” tuturnya.
Hasil Pantauan: Disdagperin Klaim Bekasi Masih Aman
Hingga saat ini, Disdagperin mengklaim bahwa dari hasil monitoring yang dilakukan, belum ada temuan beras oplosan di pasar-pasar Kota Bekasi.
“Sejauh ini mengenai temuan beras oplosan di Kota Bekasi aman, dan belum ditemukan. Kami juga sudah menginstruksikan kepada seluruh Kepala UPTD Pasar untuk mengecek itu secara berkala dan melaporkannya,” tegas Solikhin.
Meskipun demikian, ia memastikan bahwa pengawasan akan terus dilakukan secara rutin untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Masyarakat diimbau untuk menjadi konsumen yang cerdas dan teliti saat membeli beras. Jika menemukan produk dengan harga atau kualitas yang mencurigakan, jangan ragu untuk melaporkannya ke UPTD Pasar terdekat atau melalui kanal pengaduan resmi Pemkot Bekasi.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.




























