Dalam debat kandidat Pilkada Kota Bekasi, pasangan Heri Koswara-Sholihin memberikan pernyataan yang terkesan inkonsisten terkait program unggulan Tri-Harris dalam pembangunan 1000 taman di Kota Bekasi.
Pernyataan mereka memunculkan kebingungan publik, di mana pada satu sisi mereka menyebut pembangunan taman adalah masalah internal yang bisa diselesaikan dengan mudah, tetapi di sisi lain mereka mengklaim pembangunan 1000 taman menggunakan APBD adalah hal biasa.
“Masalah taman sesungguhnya taman itu masalah yang bisa kita selesaikan melalui internal Kota Bekasi,” ujar Heri Koswara dalam debat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun, Heri Koswara kemudian melanjutkan dengan pernyataan lain yang kontradiktif.
“Kalau kita membuat 1000 taman menggunakan dana APBD itu biasa, yang luar biasa adalah kita membangun 1000 taman tapi tidak menggunakan dana APBD,” tambahnya.
Faktanya, selama masa kepemimpinan Tri Adhianto sebagai petahana, sejumlah taman kota yang menjadi legacy nyata justru dibangun melalui kolaborasi dengan pihak swasta, tanpa sepenuhnya mengandalkan APBD.
Salah satu contohnya adalah Taman Kota yang sedang dibangun di depan Stadion Patriot Chandrabhaga, Jalan Ahmad Yani, yang merupakan hasil kerja sama dengan berbagai pihak swasta melalui CSR (Corporate Social Responsibility).
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi, Aceng Solahudin, memastikan bahwa pembangunan taman ini sudah berjalan dengan progres yang signifikan.
“Tiga minggu lalu sudah tanda tangan kontrak, sekarang sedang on progress,” ujarnya dalam pernyataan resmi. Aceng juga optimis bahwa taman ini akan rampung pada pertengahan Desember 2024.
Selain itu, salah satu contoh kolaborasi sukses lainnya adalah taman di bawah kolong Tol Becakayu, tepatnya di depan Mall Metropolitan Bekasi Selatan.
Taman tersebut juga dibangun atas kerja sama dengan pihak swasta sebagai solusi inovatif terhadap keterbatasan ruang kota.
Program 1000 taman yang diusung oleh Tri-Harris adalah bagian dari upaya besar menciptakan ruang terbuka hijau yang ramah anak, ramah lansia, dan inklusif bagi penyandang disabilitas.
Hal ini membuktikan bahwa komitmen Tri-Harris dalam membangun kota tidak hanya mengandalkan APBD, tetapi juga memaksimalkan kolaborasi dengan pihak swasta untuk menghasilkan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat Bekasi.
Inkonsistensi pernyataan pasangan Heri-Solihin memperlihatkan bahwa kritik mereka terhadap program ini tidak memiliki dasar yang kuat.
Tri-Harris telah menunjukkan keberhasilan dalam membangun taman melalui pendekatan inovatif dan kolaboratif, membuktikan bahwa program ini lebih dari sekadar janji, tetapi sebuah langkah nyata untuk menciptakan Kota Bekasi yang semakin hijau dan nyaman.