KOTA BEKASI – Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kota Bekasi melaporkan kurang lebih ada sebanyak 700 siswa di wilayahnya yang belum bersekolah meski Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) telah memasuki pekan ke empat.
Hal itu dilaporkan BMPS melalui hasil analisis yang dilakukan terhadap jumlah anak yang belum bersekolah setelah berakhirnya pelaksanaan PPDB Online di Kota Bekasi.
Sekretaris BMPS Kota Bekasi, Ayung Sardi Dauly menyatakan, ratusan data tersebut berdasarkan analisis berdasarkan jumlah siswa yang bersekolah di Kota Bekasi selama tiga tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikarenakan, tidak ada penambahan yang signifikan dalam tiga tahun terakhir, berkisar di angka 32 ribu siswa.
“Kalau kita mengacu pada data empiris (3 tahun terkahir), maka yang belum menentukan sekolah saat ini hanya 700 siswa,” terang Ayung saat dikonfirmasi RakyatBekasi.com melalui keterangannya, Minggu (04/08/2024).
Menurut Ayung, berdasarkan Jumlah lulusan SD sederajat tiga tahun terakhir di Kota Bekasi konsisten di angka 44 ribu.
Sedangkan, di luar siswa yang melanjutkan di SMP negeri dan swasta, terdapat siswa yang melanjutkan pendidikannya di Madrasah Tsanawiyah, pesantren, dan siswa yang pindah ke luar daerah.
Sehingga, dari 700 siswa yang belum bersekolah, Ayung mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah-langkah narahubung yang bisa diakses oleh masyarakat maupun orang tua siswa bilamana kesulitan untuk masuk ke sekolah swasta. Narahubung tersebut tersebar di lima sub rayon yang meliputi 12 Kecamatan di Kota Bekasi.
“Surat sudah kita siapkan untuk ke Disdik, kita siapkan narahubung di setiap rayon. Jadi kalau ada orangtua atau masyarakat yang kesulitan masuk swasta bisa menghubungi,” jelasnya.
Terpisah, Wakil Ketua BMPS Kota Bekasi Bidang Kemandirian Organisasi dan Keuangan, Marno menyebutkan bahwa berdasarkan catatan pihaknya, data siswa tiga tahun berturut-turut di sekolah negeri dan swasta masing-masing tercatat sebanyak 18.478 di SMP Negeri dan 12.804 di SMP Swasta pada tahun ajaran 2021/2022. Kemudian di tahun berikutnya, sebanyak 19.062 siswa diterima di SMP negeri, dan 12.818 di SMP swasta.
Selanjutnya di tahun 2023/2024, siswa yang diterima di SMP negeri sebanyak 19.274 siswa dan SMP swasta 13.437 siswa.
Selain itu, kata Marno, juga terdapat siswa yang telah melanjutkan sekolah di Madrasah Tsanawiyah negeri dan swasta sebanyak lima ribu siswa, dan yang melanjutkan pendidikan ke pesantren sebanyak 3 ribu siswa, dan sisanya 10 persen pindah ke luar kota.
Tahun ini, kata Marno, berdasarkan catatan pihaknya, siswa yang diterima di SMP negeri sebanyak 17 ribu, sementara SMP swasta sebanyak 14.800 siswa.
“Totalnya sudah hampir 32 ribu. Tahun lalu yang bersekolah di negeri dan swasta juga 32 ribu,” tutur Marno.
Di sisi lain, kata dia, sekolah swasta menyanggupi untuk menerima siswa itu sesuai dengan kondisi mereka. Dimana, nantinya dari total 700 siswa tadi yang belum bersekolah, maka ada satu SMP swasta yang nantinya menerima dua sampai tiga orang siswa.
Sebab, seperti tahun 2023 lalu, jumlah siswa di 56 SMP negeri tercatat sebanyak 56 ribu, dengan rata-rata 45 siswa per kelas. Sementara di 248 SMP swasta hanya 18 ribu siswa, dengan rata-rata 21 siswa per kelas.
Data-data ini lah menurut Marno yang mendasari BMPS untuk memberikan rekomendasi kepada Disdik Kota Bekasi untuk membatasi jumlah siswa per kelas.
“Atas dasar itu kami memberikan rekomendasi kepada dinas pendidikan untuk memperbaiki mutu pendidikan Kota Bekasi. Salah satunya kebutuhan belajar anak terpenuhi,” pungkasnya.