Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi tengah melakukan uji geolistrik untuk proses pembuatan enam sumur bor dalam mengantisipasi terjadinya kesulitan air di beberapa wilayah rawan kekeringan.
Beberapa lokasi tersebut meliputi Kelurahan Margamulya Kecamatan Bekasi Utara, Kelurahan Ciketing Udik Kecamatan Bantargebang, dan Kelurahan Jatiluhur Kecamatan Jatiasih melalui metode uji geolistrik, berdasarkan usulan dari masing – masing aparat kewilayahan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi Priadi Santoso mengatakan bahwa uji geolistrik itu sendiri adalah hasil kerjasama antara BPBD Kota Bekasi bersama dengan Kodim 0507/Bekasi dalam mengusulkan pembangunan sumur bor ke BNPB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tiga lokasi yang sudah diusulkan, kata dia, telah dilakukan survei oleh Tim BNPB. Baik di lokasi Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, dan Kelurahan Margamulya, Kecamatan Bekasi Utara.
“Seminggu lalu kita kedatangan Tim dari BNPB untuk survei. Sesuai dengan prosedur teknis mereka, itu harus dilakukan uji Geolistrik,” ucap dia saat dikonfirmasi RakyatBekasi.com, dikutip Sabtu (07/09/2024).
Pengujian itu dilakukan, kata dia, untuk mengetahui volume dan kualitas air di dalam tanah. Dalam pengujian tersebut pun juga melibatkan konsultan dari DBMSDA Kota Bekasi dalam melakukan peninjauan lokasi agar segera dilakukan uji Geolistrik.
“Nanti dari mereka (DBMSDA) akan dikeluarkan hasil uji di titik itu beserta biaya yang nanti lebihnya berapa. Karena nanti akan kita sampaikan ke BNPB,” jelasnya.
Pembangunan sumur bor itu sendiri, tambahnya, tentunya menjadi opsi peralihan demi mengantisipasi dampak kemarau bagi warga di tiga lokasi rawan di atas.
“Untuk mengantisipasi kalau terjadi kekeringan dalam waktu lama bisa memanfaatkan penampung air berkapasitas lima ribu liter,” tambahnya
Meski demikian, hingga saat ini BPBD Kota Bekasi belum menerima laporan permintaan air bersih dari masyarakat.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhamad mengaku pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi dari dampak Musim Panas atau Musim Kemarau di Kota Bekasi.
Kemudian sebagai langkah antisipasi terjadinya kemungkinan bencana, kata dia, Pemerintah Kota Bekasi juga telah menyiapkan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) yang sudah disepakati alokasinya sebesar Rp18,2 Miliar di APBD Perubahan 2024 .
“Ya kita ada antisipasi dana kebencanaan BTT yang bisa digunakan untuk mengantisipasi bila terjadinya permasalahan-permasalahan seperti itu,” paparnya.