Imperialisme Berbaju Covid-19, Bangkit Melawan atau Diam Tertindas

- Jurnalis

Jumat, 16 Juli 2021 - 14:10 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Yusuf Blegur

Kematian demi kematian akibat penyakit yang divonis sebagai wabah Covid-19 yang tak bisa dilepaskan dari betapa lemahnya sistem kesehatan nasional dan ketidakmampuan mengelola negara secara umum. Sesungguhnya menjadi rangkaian kematian demokrasi, kematian keadilan hukum dan sosial.

Kematian politik etis dan moral yang beruntun mengikuti kematian UUD 1945 dan Panca Sila. Kematian hati nurani para pemangku kepentingan. Kematian rakyat yang seiring kelahiran sekumpulan manusia angkara murka, sekumpulan aparat bejat. Dibaiat sebagai pemimpin, namun menjabat dengan mudarat. Rakyat dalam pengelolaan kekuasaan yang khianat dan dzalim.

Kita semua prihatin dan diselimuti duka yang mendalam. Rakyat tak berdaya terpapar, tertekan cemas atau jatuh korban meninggal tak tertolong karena virus. Kini rakyat meratapi nasibnya, meninggal karena corona, meninggal karena stres dan depresi dan atau didera kelaparan yang memungkinkan berefek kematian, karena musim pandemi yang panjang tak kunjung usai.

Apa yang dialami rakyat Indonesia tahun-tahun terakhir ini, tak ubahnya seperti hidup di dalam penjajahan. Sederet penderitaan melambangkan penduduk suatu negeri yang “gemah ripah loh jinawi“, namun nestapa yang didapat. Jangankan menikmati kekayaan sumber daya alam, rakyatnya justru harus membayar upeti bahkan menerima kekerasan dan penindasan karena tak patuh pada penguasa.

Ketika masa penjajahan, hanya segelintir orang yang peduli dengan pikiran dan keberaniannya menentang kolonialisme dan imperialisme. Mereka adalah para ulama, intelektual, dan tentara pejuang yang menjadi pemimpin sekaligus pengemban amanat penderitaan rakyat. Mereka yang terus memberi semangat kesadaran dan perlawanan, hingga berhasil membawa rakyatnya mencapai kemerdekaan Indonesia. Mereka adalah para pahlawan yang kemudian dikenal sebagai Bapak Pendiri Bangsa (The Founding Fathers).

Kini di alam kemerdekaan, hanya segelintir orang yang mengatasnamakan Undang-Undang, NKRI dan Panca Sila. Berhasil menghancurkan persatuan dan kesatuan bangsa, untuk kemudian menyerahkan kedaulatan negara pada bangsa asing serta menyebabkan penderitaan panjang bagi rakyatnya. Merekalah segelintir orang yang disebut sebagai pengkhianat bangsa dan penjahat kemanusiaan. Mereka jugalah yang merusak Indonesia dan hidup sebagai budak kolonialisme dan imperialisme modern.

Tidak ada kata lain dan tidak bukan. Rakyat harus berjuang sendiri. Menyelamatkan nasibnya dari tangan-tangan jahil. Kali ini perjuangan rakyat sangatlah berat. Rakyat tidak hanya berhadapan dengan penjajah asing. Tidak pula dengan penjajahan oleh bangsanya sendiri. Melainkan rakyat harus berhadapan dengan penjajah asing sekaligus bangsanya sendiri.

Baca Juga:  Dianggap Remeh-temeh, Ini Dia Salah Satu Pintu Masuk Setan yang Terkutuk

Saatnya, bolehlah rakyat memakai petuah para pendiri bangsa. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup dijajah. Seperti api revolusi yang mengobarkan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Seperti slogan epik yang heroik, bangkit melawan atau diam tertindas.

*Penulis adalah Pegiat Sosial dan Aktifis Yayasan Human Luhur Berdikari.

Berita Terkait

Distorsi Bising Kekuasaan Jokowi Semakin Tak Terkendali
Pemuda dalam Lingkaran Dinasti dan Politik Identitas
Dianggap Remeh-temeh, Ini Dia Salah Satu Pintu Masuk Setan yang Terkutuk
Klaim Anggota Legislatif atas Realisasi Pembangunan Agar Terpilih dalam Pileg 2024
Perang Kampanye Subliminal dalam Pemilihan Presiden 2024
DPRD dan Wali Kota Bekasi di-Warning, Ariyanto Hendrata: Jangan Terjerumus di Lubang yang Sama
Dirgahayu Kabupaten Bekasi ke 73, Semoga Rakyatnya (bisa) Bahagia dan Sejahtera
PPDB Online Sistem Zonasi, Pemerataan Akses Sekolah Negeri Berbuah Praktek Manipulasi Data
Berita ini 91 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 28 November 2023 - 17:33 WIB

Insiden Pemukulan Oknum ASN Distaru Kota Bekasi Terhadap Satpol PP Berujung Damai

Selasa, 28 November 2023 - 17:21 WIB

Ini Dia Enam Program Unggulan PPP Kota Bekasi

Selasa, 28 November 2023 - 12:34 WIB

Eks Petinju Tanpa Sebab Tampar ASN Satpol PP Bertubuh Mungil

Minggu, 26 November 2023 - 15:29 WIB

BPBD Prediksi Potensi Curah Hujan di Kota Bekasi Terjadi Sampai April 2024

Sabtu, 25 November 2023 - 16:28 WIB

Balon Gas HGN 2023 Meledak, Delapan Guru di Bekasi Alami Luka Bakar

Sabtu, 25 November 2023 - 15:48 WIB

Gasak Satu Motor dan Dua Handphone, Begal Merajalela di Mustikajaya Bekasi

Jumat, 24 November 2023 - 20:40 WIB

Terkait Jualan Pigura Wali Kota Bekasi, Humas Pemkot Bilang Begini

Jumat, 24 November 2023 - 12:18 WIB

Raih ‘Golden Ticket’ DPP Golkar, Ade Puspitasari Calon Wali Kota Bekasi 2024

Berita Terbaru

Enam program unggulan PPP Kota Bekasi.

Politik

Ini Dia Enam Program Unggulan PPP Kota Bekasi

Selasa, 28 Nov 2023 - 17:21 WIB