BEKASI – Kota Bekasi menghadapi tantangan serius di bidang kesehatan masyarakat setelah dilaporkan menempati peringkat kedua sebagai wilayah dengan kasus HIV/AIDS tertinggi di Jawa Barat, tepat di bawah Kota Bandung. Dengan total kumulatif mencapai 3.600 kasus, Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi kini mengintensifkan upaya pencegahan melalui edukasi dan promosi gaya hidup sehat.
Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyuarakan keprihatinannya dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya HIV/AIDS. Menurutnya, penanganan masalah ini memerlukan kolaborasi dan kepedulian bersama, bukan hanya tugas pemerintah.
”Data menunjukkan kita menjadi kota dengan kasus HIV/AIDS tertinggi kedua di Jawa Barat. Ini adalah alarm bagi kita semua. Penanganan ini hanya bisa efektif jika masyarakat ikut peduli dan bergerak bersama,” tegas Tri Adhianto saat memberikan arahan dalam Apel Pagi di Plaza Pemkot Bekasi, Senin (15/09/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Fokus pada Literasi dan Ketersediaan Obat
Tri Adhianto menekankan bahwa strategi utama pemerintah adalah memutus mata rantai penularan. Upaya ini difokuskan pada dua pilar utama: literasi kesehatan dan jaminan ketersediaan obat Antiretroviral (ARV) bagi Orang Dengan HIV (ODHIV).
”Langkah prioritas kami adalah memastikan pasokan obat ARV tidak terlambat. Ini krusial agar ODHIV dapat menekan jumlah virus dalam tubuhnya (viral load suppressed) dan tidak menularkan ke orang lain,” jelasnya. “Obat harus selalu siap dan tersedia, jangan sampai terjadi kelangkaan.”
Selain intervensi medis, Pemkot Bekasi juga mendorong penguatan literasi mengenai HIV/AIDS di tengah masyarakat. Edukasi ini menyasar cara penularan, metode pencegahan, serta pentingnya menghilangkan stigma negatif terhadap ODHIV.
”Kedua, gaya hidup sehat harus menjadi budaya. Termasuk di dalamnya adalah literasi mengenai kesehatan reproduksi dan seksual yang benar. Kita harus berani bicara tentang ini secara terbuka dan akurat,” tambah Tri.
Data Terbaru: Usia Produktif Paling Rentan
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, sepanjang Januari hingga Juli 2025, telah ditemukan 321 kasus HIV baru dari total 50.583 orang yang menjalani tes.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bekasi, Vevie Herawati, mengungkapkan bahwa temuan kasus baru paling banyak berasal dari kelompok usia produktif.
“Dari 321 kasus baru yang ditemukan tahun ini, sebanyak 207 kasus terjadi pada rentang usia produktif. Ini menjadi perhatian serius karena mereka adalah tulang punggung ekonomi dan sosial,” ujar Vevie kepada jurnalis rakyatbekasi.com, Minggu (14/09/2025).
Meskipun angka temuan kasus baru cenderung menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Vevie menyoroti bahwa jumlah orang yang bersedia melakukan tes HIV terus meningkat. Ini menunjukkan peningkatan kesadaran masyarakat untuk mengetahui status kesehatannya.
Sebagai perbandingan, sepanjang tahun 2024, Dinkes Kota Bekasi mencatat ada 706 kasus HIV baru dari 80.061 orang yang diperiksa.
Faktor Risiko dan Upaya Pencegahan Komprehensif
Penyebaran kasus HIV di Kota Bekasi dilaporkan bervariasi berdasarkan faktor risiko. Temuan ini didasarkan pada sesi konseling dengan pasien di berbagai fasilitas layanan kesehatan (faskes).
”Faktor risikonya beragam dan ditemukan di berbagai kelompok populasi, termasuk populasi umum, pasien Tuberkulosis (TB), ibu hamil, dan kelompok lainnya,” terang Vevie.
Menyikapi hal ini, Wali Kota Tri Adhianto juga menyoroti pentingnya edukasi yang menyasar kelompok berisiko tinggi, termasuk perilaku seksual tidak aman.
”Laporan mengenai gaya hidup seks sesama jenis yang cukup tinggi juga menjadi salah satu potensi penyebaran. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi harus menjangkau semua lapisan tanpa terkecuali,” sambungnya.
Pemkot Bekasi berkomitmen untuk terus melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) peduli AIDS, tokoh masyarakat, hingga sektor swasta, untuk bersama-sama memerangi penyebaran HIV dan memberikan dukungan penuh bagi ODHIV.
Masyarakat diimbau untuk tidak ragu mencari informasi yang akurat mengenai HIV/AIDS dan melakukan tes HIV secara sukarela di Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat untuk deteksi dini dan penanganan yang lebih cepat.
Eksplorasi konten lain dari Rakyat Bekasi
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.