Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, ada power dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) effect mengapa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto keukeuh mengusung nama Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal cawapresnya di Pilpres 2024 mendatang.
Ujang beranggapan bahwa pemilihan Gibran merupakan opsi yang paling tepat untuk menuntaskan dinamika politik tentang siapa yang pantas menjadi cawapres pendamping bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto.
“Ya memang situasinya sedang tidak cocok, sedang tidak pas di tengah banyak serangan kepada Prabowo, Gibran dan Jokowi. Tetapi itu mungkin jalan yang mesti ditempuh, tantangan yang sudah dihadapi Prabowo kelihatannya untuk menuntaskan hiruk-pikuk dinamika politik,” papar Ujang saat dikonfirmasi, Selasa (24/10/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Secara kontekstual, kata Ujang, mau tidak mau pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan itu mesti bekerjasama dengan Presiden Jokowi, mengingat dalam pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres) 2014 dan 2019, Prabowo Subianto selalu kalah oleh Presiden Jokowi.
“Prabowo ingin menang, dan ketika ingin menang, Prabowo harus bersinergi dan berkolaborasi dengan Pak Jokowi dengan simbiosis mutualisme,” tuturnya
Terlebih, kata dia, opsi kerjasama tersebut merupakan sudah menjadi keharusan. Oleh sebab itu, komprominya adalah pengusungan nama Gibran menjadi Cawapres dari Koalisi Indonesia Maju.
“Pak Prabowo yang tergabung dan didukung juga oleh Koalisi Indonesia Maju oleh para Ketum Partai. Dalam konteks itu, ya di situ sebenarnya kekuatan penggabungan antara kekuatan Prabowo dan Jokowi. Kalau itu digabungkan, saya melihat kuat, walaupun memang banyak serangan, banyak bully-an kepada kubu Prabowo maupun Gibran dan Jokowi,” sambungnya
Lebih lanjut Ujang membeberkan bahwa pemilihan Gibran sendiri sudah menjadi keharusan bagi Prabowo Subianto.
Karena secara peran, kata dia, Wali Kota Surakarta berusia 36 tahun itu merupakan opsi yang paling menjanjikan secara elektabilitas politik.
“Saya melihatnya di tengah sesuatu serangan Capres-cawapres. Karena memang itulah jalannya, tidak ada pilihan lain kecuali berpasangan dengan Gibran. Karena bagi Prabowo itu cukup menjanjikan, karena Gibran anak presiden, Prabowo butuh Presiden. Presiden juga butuh Prabowo, maka titik rampungnya ada pada Gibran selaku cawapres,” tutupnya. (mar)