KOTA BEKASI – General Manager Telkom Bekasi Muhammad Yusuf mengatakan bahwa pihaknya telah membuat kesepakatan damai dengan History Cally Power, seorang mahasiswa Universitas Bhayangkara Jaya yang lehernya terjerat oleh kabel fiber optik yang belakangan diketahui milik PT Telkom, Senin (22/01/2024) lalu.
“Kami, PT Telkom telah membuat kesepakatan damai dengan semangat kekeluargaan bersama dengan Kuasa Hukum korban, yang diwakili oleh Bang Christian Manurung, pada kemarin Sabtu (27/01/2024) sore,” kata General Manager Telkom Bekasi Muhammad Yusuf kepada rakyatbekasi.com, Minggu (28/01/2024).
Meskipun demikian, mediasi antara PT Telkom dengan korban sempat deadlock karena adanya rencana demonstrasi terkait insiden tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun kesepakatan untuk perdamaian kedua belah pihak, kata dia, tetap ditempuh karena pihaknya lebih mengedepankan rasa simpati, empati dan juga kemanusiaan kepada History Cally Power selaku korban.
“Hal itu (perdamaian) kami lakukan, karena kami memprioritaskan rasa simpati dan bantuan kemanusiaan kepada korban, Bang History Cally Power. Dan Bang Christian telah menjamin, bahwa dirinya tidak terlibat dalam rencana aksi,” terang Yusuf.
Sebelumnya diberitakan, Kasus kabel fiber optik yang menjerat leher History Cally Power, salah seorang pengendara di Jalan Raya Candrabhaga, Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (22/01/2024) lalu, kini memasuki babak mediasi antara korban dengan PT Telkom selaku pemilik kabel.
Kuasa hukum korban, Christianto Manurung membeberkan bahwa pihaknya telah melakukan mediasi dengan perwakilan PT Telkom Bekasi untuk menyelesaikan masalah tersebut secara musyawarah.
Christianto membeberkan pertemuan dilakukan di Kantor PT Telkom Bekasi, di Jalan Rawa Tembaga Bekasi Selatan Kota Bekasi, Jumat (26/01/2024) siang. Namun tidak ada titik temu lantaran pihak PT Telkom mengajukan syarat.
“Kita sudah menerima ajakan mediasi dengan pihak Telkom. Ini kita anggap itikad baik mereka dalam menyelesaikan masalah dengan korban. Tetapi ada syarat dari mereka (Telkom) yang tentunya kita tidak bisa penuhi,” ungkap Christianto kepada awak media.
Christianto membeberkan, PT Telkom meminta agar tidak ada demonstrasi dari pihak mahasiswa sebagai syarat penyelesaian masalah.
“Kita sangat menyayangkan niat baik manajemen PT Telkom yang setengah hati. Mereka minta hentikan aksi demo mahasiswa. Loh, kami tidak tahu siapa yang demo dan lagi pula itu bukan urusan saya dan klien. Berarti mereka lebih peduli terhadap citra perusahaan daripada nyawa dan keselamatan orang,” bebernya.
Dikatakan Christianto, persoalan demonstrasi dengan penyelesaian masalah adalah hal berbeda.
Apalagi, kata dia, kasus yang dialami kliennya telah viral dan menjadi konsumsi publik. Sehingga adanya gerakan demonstrasi adalah sikap simpatik masyarakat.
“Saya tegaskan dalam pertemuan tadi, kita tidak tahu siapa yang demo dan kita tidak mungkin melarang mahasiswa atau kelompok masyarakat menggelar aksi. Yang saya fokuskan adalah bagaimana History Cally Power mendapat keadilan atas musibah yang dialaminya,” tutup Christianto.