Presiden Jokowi menyinggung Pilpres 2024 di hadapan relawan Projo yang turut dihadiri Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto, ketika membuka Rakernas V Projo, di Magelang, Sabtu (21/05/2022).
Jokowi meminta untuk tidak tergesa-gesa membahas pilpres apalagi menentukan calon yang bakal didukung.
Menurut Jokowi, situasi politik sekarang ini masih dinamis. Lagipula terdapat berbagai persoalan lain yang lebih penting untuk dibahas dibanding pilpres, yakni; masalah energi, pangan, situasi geopolitik dunia, dan kondisi ekonomi akibat pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Fokus untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dahulu, ojo kesusu sik, jangan tergesa-gesa, meskipun mungkin yang didukung ada di sini,” kata Jokowi, yang hadir mengenakan jaket Presidensi Indonesia G-20.
Jokowi mengaku bakal mendengarkan aspirasi Projo dalam Pilpres 2024, malah bakal menggelar pertemuan besar tingkat nasional untuk seluruh relawan, sekaligus menunjukan seluruh relawan Jokowi masih solid.
Namun dia mengingatkan ada kegiatan lebih penting yang perlu diprioritaskan yakni menyangkut pemulihan ekonomi.
“Setelah itu, baru masuk yang namanya nanti keputusan akan saya dengar dari bapak-ibu semuanya. Akan saya ajak bicara, jadi jangan tergesa-gesa karena dinamika politik sekarang ini juga belum jelas,” katanya.
Jokowi Masih Berpengaruh
Sementara itu pengamat politik Arif Nurul Imam menilai Jokowi masih memiliki pengaruh dan kekuatan untuk menentukan atau memenangkan pasangan capres-cawapres pada 2024, kendati bukan ketum parpol.
Pengaruh yang dimaksud berkaitan dengan militansi relawan yang siap melaksanakan arah dukungan Jokowi.
Misalnya, setelah pembangunan dan pengoperasian tol Pulau Jawa, bagaimana jalan tol tersebut selain menciptakan konektivitas juga memunculkan daerah kawasan pertumbuhan baru. Sebagaimana visi Jokowi yang belum terwujud.
“Pada Pemilu Presiden 2024, Joko Widodo sebagai presiden tentu masih memiliki pengaruh dan kekuatan. Hal tersebut karena dengan otoritas dan jabatannya masih memiliki kewenangan. Selain itu, Jokowi memiliki simpatisan dan barisan sukarelawan yang siap ke mana dukungan Jokowi diarahkan,” ujar Arif.
Senada dengan Arif, pengamat politik Yunarto Wijaya, mengomentari tentang hadirnya Ganjar dalam kegiatan Rakernas Projo.
Menurutnya kehadiran Ganjar tidak otomatis menandakan Jokowi dan relawan Projo mengarahkan dukungannha kepada Gubernur Jateng itu.
“Kehadiran Ganjar belum menggambarkan simbol arah dukungan,” cetusnya.
Bahkan Yunarto menilai, pidato Jokowi yang menyinggung pilpres dapat diartikan tidak ingin stabilitas politik terganggu.
“Diartikan dua hal, presiden tidak ingin stabilitas politiknya terganggu. Kedua, kalau jagoan kita akan maju, ikuti cara saya dan jangan tergesa-gesa,” tutup Toto. (*)