Pengurus Angkot K-11 rute Terminal Bekasi – Bantargebang bertandang ke Gedung Dinas Perhubungan Kota Bekasi untuk beraudensi guna membahas nasib pengusaha dan operasional angkot tersebut.
Tidak dengan tangan kosong, kedatangan mereka sekaligus untuk menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Dinas Perhubungan Kota Bekasi terkait polemik kemunculan Bus BISKITA Trans Bekasi Patriot rute Vida Bantargebang menuju Summarecon Bekasi.
“Ada tiga atau empat butir yang kami ajukan ke Dinas Perhubungan (menyoal kehadirannya BISKITA di Kota Bekasi). Ada beberapa usulan yang kami minta kepada mereka dari hasil audiensi pada hari ini,” ucap Ketua Pengurus Angkot K11 Terminal Bekasi – Bantargebang Simanjuntak kepada rakyatbekasi saat ditemui di lokasi, Jumat (01/03/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Simanjuntak mengatakan, adapun salah satu tuntutan mereka diantaranya berupa pengaturan pembagian trayek jalur yang dilintasi secara masif antara kedua pihak moda transportasi.
Tak hanya itu, Simanjuntak juga membeberkan bahwa pihaknya menuntut adanya pembagian titik feeder dalam angkut dan menurunkan penumpang. Serta, kompensasi kepada pengusaha dan supir angkot.
“Kami menunggu kesepakatan nanti dan kami mau nya harus di atas materai biar engga terjadi kejelekan di jalan. Mau disepakati mengenai jalur, Mulai dari jalur yang dilewati harus disepakati ataupun mengenai titik-titik lokasinya,” jelasnya
Titik-titik jalur itu, sambung Simanjuntak, teramat perlu dipetakan agar tidak terjadi insiden operasional antara Angkot K-11 dengan BISKITA Trans Bekasi Patriot ketika sedang melayani penumpang.
“Titik-titik ini perlu kenapa? Pengambilan penumpang, jadi biar engga ada terjadi gesekan supir, sama supirnya BISKITA gitu loh mau nya kita nyaman. Nyari uang yang sedikit mau nyaman supir itu,” ujarnya
Sehari sebelumnya, Kamis (29/02) kemarin, Ratusan pengusaha dan supir Angkot K11 Jurusan Terminal Bekasi – Bantargebang melakukan aksi demonstrasi dengan menghadang Bus BISKITA Trans Bekasi Patriot rute Vida Bantargebang menuju Summarecon Bekasi ketikan hendak melakukan uji coba di Jalan Siliwangi, Kecamatan Rawalumbu.
Adapun, aksi mereka tersebut untuk menuntut atas beroperasinya Bus BISKITA yang dinilai dapat merugikan mata pencaharian mereka.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Zeno Bachtiar menyatakan, kejadian penyetopan itu terjadi karena adanya miskomunikasi yang terjadi antara Dinas Perhubungan dengan para pengurus angkot K11.
“Sepanjang informasi yang kami terima engga, ini lebih kepada apa ya potongan-potongan informasi yang kemudian tidak temu. Kami selaku Dinas Perhubungan Kota Bekasi membuka ruang sebesar-besarnya untuk diskusi,” ucap dia saat ditemui, Kamis Kemarin selepas kegiatan ujicoba BISKITA Trans Patriot Bekasi.
Ia mengungkapkan, pada saat kejadian berlangsung, para pengurus dan supir angkot K11 menyampaikan beberapa aspirasinya. Salah satunya, mereka khawatir akan mata pencaharian apabila Bus BISKITA Trans Patriot Bekasi sudah melintas di Kota Bekasi.
Padahal, Bus tersebut belum beroperasi melainkan baru sebatas ujicoba. Sebelum, nantinya resmi beroperasi melalui launching yang akan dibuka oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
“Mereka menanyakan ketika nanti bus beroperasi secara penuh bagaimana dengan kami (Angkot K11), Saya sudah sampaikan bahwa dibuka peluang dan slot yang besar, terkait dengan kemungkinan temen temen untuk gabung dengan Syarat dan Ketentuan yang berlaku,” ungkapnya
Opsinya, kata Zeno kehadiran BISKITA dapat membantu mereka secara penyokong Ekonomi bagi para supir angkot K11 sendiri.
“Nanti itu dalam progres selanjutnya ada admin dan lain lain (dari tenaga yang kami perdayakan secara perekrutan), Pemerintah pasti berdiri diatas semua kelompok masyarakat. Datangnya bus ini penting untuk mengakselerasi ekonomi tapi masyarakat juga yang terdampak agar sedikit,” paparnya.