Ratusan pengusaha dan supir Angkot K11 Jurusan Terminal Bekasi – Bantargebang melakukan aksi demonstrasi dengan menghadang laju BISKITA Trans Bekasi Patriot rute Vida Bantargebang menuju Summarecon Bekasi saat uji coba di Jalan Siliwangi, Kecamatan Rawalumbu.
Dalam aksinya mereka menuntut pembatalan operasional BISKITA Trans Bekasi Patriot yang dinilai dapat merugikan mata pencaharian mereka.
“Kita dari pengusaha mewakili dari supir rasa keberatan dengan masuknya Bus BTS (Buy The Service) atau BISKITA Trans Bekasi Patriot dari Summarecon ke Vida. Kami tidak setuju sama sekali itu alasan kami,” ucap Pengusaha Angkutan K11 Haposan Sidabutar di lokasi demonstrasi, Kamis (29/02/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketidaksetujuan para pengurus angkot dan supir dengan hadirnya bus tersebut, kata Haposan, karena berdampak langsung dengan jumlah penumpangnya yang menurun drastis. Terlebih, beberapa waktu terakhir jumlah angkutan K11 yang beroperasi semakin tergerus.
“Ya misalnya boleh kita lihat sendiri. Kalau keadaan penumpang di Bantargebang Bekasi sudah tidak memungkinkan untuk ditambah moda angkutan lagi,” jelasnya.
“Kini kurang lebih supir ada 200 orang dengan jumlah angkot 100 unit lebih. Jadi Penumpang yang kami bawa juga engga ada, ditambah lagi bus itu, penghasilan justru engga cukup,” keluhnya.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap kepada Pemerintah Daerah agar memikirkan rakyat kecil untuk mereka dapat mencari nafkah, terutama secara penghasilan.
“Ya tolonglah diperhatikan masyarakat kecil seperti kami, terutama supir-supir angkot yang boleh dibilang penghasilannya udah pas-pasan, untuk keluarga saja udah syukur,” katanya.
Hal senada juga dikeluhkan oleh Ubin Dukun selaku Supir Angkot. Ia bercerita secara tragis merasa semakin tergerus dengan perkembangan zaman transportasi umum massal.
“Ya kami keberatan juga, udah dihantam ojek online, udah segala macam. Dengan munculnya ini, malah tambah sepi, apalagi gratis katanya, otomatis penumpang ke mereka,” imbuhnya.
Lebih jauh dia mengungkapkan bahwa keberatan dan penolakan yang disuarakan pihaknya itu wajar disampaikan, karena hal tersebut masalah perut yang mesti dipenuhi untuk keluarga.
“Kami keberatan sebagai driver, kami bukan melarang, tetapi keberatan. Terlebih, saya juga baru tahu barusan, tentang BISKITA rute Vida Bantargebang menuju Summarecon Bekasi,” tandasnya.