SETARA Institute kembali merilis Indeks Kota Toleran (IKT) 2024, yang menilai tingkat toleransi di berbagai kota di Indonesia. Dalam laporan terbaru, Kota Bekasi mengalami penurunan signifikan, dari peringkat kedua pada tahun 2023 menjadi peringkat ketujuh pada tahun 2024, dengan skor 5.939.
Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kota Bekasi, Abdul Manan, mengungkapkan keprihatinannya atas hasil ini.
“Kalau saya ingin menyampaikan rasanya saya lemas, karena tahun 2022 nomor 3, tahun 2023 nomor 2, dan tahun 2024 jadi nomor 7. Tidak apa-apa, ini adalah dinamika dalam membina toleransi di daerah,” ujarnya dalam keterangannya yang dikutip dari Kanal YouTube SETARA Institute, Selasa (27/05/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kota Bekasi sebagai Miniatur Indonesia
Menurut Abdul Manan, Kota Bekasi merupakan miniatur Indonesia, dengan jumlah penduduk mencapai 2,8 juta jiwa yang berasal dari berbagai latar belakang. Meski mengalami penurunan peringkat, ia tetap optimis bahwa kota ini tetap berjalan lancar, damai dan rukun.
“Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada SETARA Institute dan tim yang sudah bekerja keras selama satu tahun untuk menilai kota-kota di Indonesia,” katanya.
Tak lupa ia juga menegaskan bahwa hasil ini harus menjadi batu loncatan bagi Kota Bekasi untuk meningkatkan toleransi di masa mendatang.
“Alhamdulillah, walaupun nomor 7, kami tetap hormat (i) pada SETARA Institute. Ini adalah penghargaan yang sangat mulia. Mudah-mudahan di tahun yang akan datang bisa mendapatkan IKT yang lebih baik,” tambahnya.
Berikut adalah peringkat 10 besar kota paling toleran di Indonesia berdasarkan Indeks Kota Toleran 2024:
- Kota Salatiga – Skor 6.544
- Kota Singkawang – Skor 6.420
- Kota Semarang – Skor 6.356
- Kota Magelang – Skor 6.248
- Kota Pematangsiantar – Skor 6.115
- Kota Sukabumi – Skor 5.968
- Kota Bekasi – Skor 5.939 (Peringkat Kedua pada tahun 2023 dengan skor : 6,460)
- Kota Kediri – Skor 5.925
- Kota Manado – Skor 5.912
- Kota Kupang – Skor 5.853
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhamad, telah memasang target khusus untuk mempertahankan prestasi Kota Bekasi dalam Indeks Kota Toleran.
“Pertama, bagaimana mempertahankan itu supaya tetap solid. Mengenai peringkat, itu adalah pengakuan dari luar. Kita buktikan bahwa kita bisa lebih toleran dari hari ini ke depan. Untuk naik peringkat itu bonus,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa sinergi antara pemerintah, tokoh agama, masyarakat, dan organisasi perangkat daerah (OPD) menjadi faktor utama dalam menjaga toleransi di Kota Bekasi.
“Kami ingin Kota Bekasi tetap menjadi rumah yang aman, nyaman, dan rukun bagi semua orang, semua etnik, semua agama, dan semua golongan,” pungkasnya.