Usai Gaduh Verifikasi Faktual, Kini Muncul Pro-Kontra Sistem Proporsional Terbuka

- Jurnalis

Senin, 2 Januari 2023 - 05:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari, bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit, seusai menandatangi nota kesepahaman (MoU) di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (29/12/2022). (Foto: Inilah.com/Agus Priatna)

Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari, bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit, seusai menandatangi nota kesepahaman (MoU) di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (29/12/2022). (Foto: Inilah.com/Agus Priatna)

Belum reda gaduh kecurangan pada tahapan verifikasi faktual kini muncul kontroversi uji materi atas UU Pemilu terkait penerapan sistem proporsional terbuka pada Pileg 2024.

Apabila gaduh tahapan verifikasi didominasi pernyataan parpol-parpol yang gagal menjadi peserta pemilu, pro-kontra sistem proporsional terbuka bersumber dari kecaman maupun dukungan dari parpol parlemen. Kekisruhan ini muncul menutup tahun 2022.

Sistem proporsional terbuka menjadi perdebatan setelah enam orang warga mengajukan uji materi terhadap Pasal 168 ayat (2) UU No7/2017 tentang Pemilu.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Warga yang terdiri atas Demas Brian Wicaksono, Yuwono Pintadi, Fahrurrozi, Ibnu Rachman Jaya, RIyanto dan Nono Marijono mendalilkan pasal yang mengatur penerapan sistem proporsional terbuka dalam pemilihan anggota DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten bertentangan dengan UUD 1945 karena membuka ruang politik uang.

Baca Juga:  Koalisi dengan Gerindra, PDI Perjuangan dan Demokrat, PKB Usung Tri Adhianto Maju Pilkada

Kegaduhan bermula dari pernyataan Ketua KPU Hasyim Asy’ari yang terkesan mendukung uji materi tersebut dan berharap pasal tersebut dibatalkan.

Alasan Hasyim, pelaksanaan sistem proporsional tertutup yang mengharuskan pileg cukup menampilkan lambang atau gambar partai, bukan nama-nama caleg, efektif untuk efisiensi biaya.

Pernyataan Hasyim menuai kecaman dari kalangan parpol dan aktivis.

Namun Hasyim menegaskan pernyataan tersebut bukan dukungan agar pileg digelar dengan sistem proporsional tertutup, tetapi sebatas wacana apabila bisa memilih, dia menilai proporsional tertutup lebih tepat.

Baca Juga:  Kenyang Pengalaman, PPP Ogah Larut Kontroversi Sistem Pemilu 2024

Klarifikasi tersebut terlambat, selaku Ketua KPU, Hasyim diminta untuk cermat dan bijak mengeluarkan pernyataan.

Gaduh belum mereda lantaran Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut partainya yang dua kali menang pileg berturut-turut dalam pelaksanaannya menggunakan sistem proporsional terbuka mendukung apabila Pileg 2024 digelar dengan sistem proporsional tertutup.

Alasannya, proporsional tertutup menutup celah liberalisasi dan oligarki, sekaligus mendorong pengkaderan partai-partai.

Partai NasDem menolak keras pelaksanaan Pileg 2024 digelar dengan proporsional terbuka.

Alasannya proporsional terbuka membuka kesempatan bagi seluruh warga dari beragam latar belakang profesi untuk maju menjadi wakil rakyat.

Politikus Golkar Nusron Wahid malah menilai permohonan uji materi tidak tepat lantaran sudah pernah ditolak MK.

Baca Juga:  Usai Ajukan Pensiun Dini, Eks Kadisdik Kota Bekasi Kini Berseragam Golkar

MK menolak uji materi sistem proporsional terbuka pada 2012 yang lalu pada masa Mahfud MD memimpin badan pengawal konstitusi.

MK menyatakan pileg menggunakan sistem suara terbanyak dan konstitusional. Artinya pileg tidak perlu menggunakan sistem nomor urut dalam proporsional terbuka.

“Sistem ini memilih wakil rakyat sesuai dengan pilihannya. Bila sekadar mencoblos logo dan nomor urut partai, rakyat seperti memilih kucing dalam karung,” tutur Wakil Ketua MPR, Yandri Susanto. (*)

Visited 1 times, 1 visit(s) today

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Jelang Penetapan Paslon Pilkada Kota Bekasi, Elektabilitas Tri Adhianto Semakin di Depan
GEMA MKGR Alihkan Dukungan ke Tri Adhianto-Harris Bobihoe, Ternyata Faktanya…
GEMA MKGR Alihkan Dukungan ke Tri Adhianto-Harris Bobihoe, Ini Alasannya
KPU Kota Bekasi Targetkan Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Naik 81 Persen
Jelang Pilkada Kota Bekasi 2024, Bawaslu Rekomendasikan KPU Sediakan TPS Mobile
Gandeng Komnas HAM, Bawaslu Beri Stimulan Panwascam untuk Antisipasi Konflik di Pilkada Kota Bekasi
Paslon Uu Saeful Mikdar – Nurul Sumarheni Segera Deklarasikan Tim Pemenangannya
MUI Pinta Penyelenggara Pemilu di Kota Bekasi Bekerja dengan Profesionalitas dan Berintegritas

Berita Terkait

Kamis, 19 September 2024 - 17:34 WIB

Jelang Penetapan Paslon Pilkada Kota Bekasi, Elektabilitas Tri Adhianto Semakin di Depan

Kamis, 19 September 2024 - 12:53 WIB

GEMA MKGR Alihkan Dukungan ke Tri Adhianto-Harris Bobihoe, Ternyata Faktanya…

Kamis, 19 September 2024 - 08:38 WIB

GEMA MKGR Alihkan Dukungan ke Tri Adhianto-Harris Bobihoe, Ini Alasannya

Rabu, 18 September 2024 - 09:00 WIB

KPU Kota Bekasi Targetkan Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Naik 81 Persen

Selasa, 17 September 2024 - 16:04 WIB

Jelang Pilkada Kota Bekasi 2024, Bawaslu Rekomendasikan KPU Sediakan TPS Mobile

Berita Terbaru

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menyetujui usulan pembubaran Kementerian BUMN.

Nasional

Cak Imin Konsisten Bawa Ide Besar Anies Soal BUMN

Kamis, 19 Sep 2024 - 14:17 WIB

error: Content is protected !!