Usai laporkan I Made ke Disdik Jabar, PIPP Desak KCD Wilayah III Usut Tuntas Pungli SMA/SMK di Bekasi

- Jurnalis

Kamis, 20 Juni 2024 - 08:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemuda Intelektual Peduli pendidikan (PIPP) kembali menggelar aksi jilid III di Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan wilayah III, Rabu (19/06/2024).

Pemuda Intelektual Peduli pendidikan (PIPP) kembali menggelar aksi jilid III di Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan wilayah III, Rabu (19/06/2024).

KOTA BEKASI – Pemuda Intelektual Peduli pendidikan (PIPP) kembali menggelar aksi jilid III di Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan wilayah III, Rabu (19/06/2024).

Sebelumnya mereka telah menggelar aksi sebanyak 2 kali, dan juga sudah melaporkan perihal kasus dugaan pungli tersebut ke Dinas Pendidikan provinsi Jawa Barat.

Koordinator aksi Nicolas Tamba dalam orasinya mengatakan bahwa unjuk rasa kali ini adalah aksi ketiga pihaknya yang melanjutkan pelaporan KCD wilayah III ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meski demikian, hingga hari ini belum ada penjelasan dari pihak KCD wilayah 3 terkait dugaan pungli yang terjadi di SMA, SMK salah satunya di SMAN 12 Kota Bekasi.

“Hari ini kita berkumpul di sini untuk menyuarakan ketidakadilan yang terjadi di lingkungan pendidikan kita. SMAN 12 Kota Bekasi, sebuah lembaga yang seharusnya menjadi tempat mendidik generasi muda, kini diduga menjadi sarang praktik pungutan liar yang tidak bermoral,” ucap Nicolas dalam orasinya, Rabu (19/06/2024).

“Bayangkan, kami menemukan adanya pungutan uang gedung sebesar 7 juta rupiah dipaksakan kepada siswa-siswi tanpa alasan yang jelas! Apakah ini yang kita sebut dengan pendidikan yang bersih dan transparan?,”  tanya Nicolas.

Tak cukup dengan uang gedung, Nicolas juga membeberkan bahwa siswa-siswi juga dipaksa membayar 300 ribu rupiah setiap bulan dengan dalih sumbangan.

“Mengingat sebentar lagi peserta didik baru akan masuk, segala macam pungli tersebut merupakan sebuah ironi yang harus disikapi dengan serius, karena pendidikan yang seharusnya gratis justru menjadi beban finansial yang berat bagi para orang tua,” tegasnya.

“Tidak hanya di SMAN 12, tetapi di setiap SMAN/SMKN di wilayah Kantor Cabang Wilayah 3 Dinas Pendidikan Jawa Barat, praktik-praktik serupa juga terjadi. Apakah kita akan diam saja melihat generasi muda kita diperdaya oleh sistem yang korup ini?,” tuturnya.

Lebih mengecewakan lagi, kata dia, I Made selaku Kepala KCD Wilayah 3 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tidak memberikan respon positif atau tindakan apapun atas temuan-temuan pungli yang telah kita laporkan.

“Kami mendesak Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk segera mengevaluasi dan mengambil tindakan tegas terhadap Kepala KCD Wilayah 3. Sudah terlalu lama kita membiarkan mereka bermain-main dengan masa depan anak-anak kita,” ucapnya.

Kami telah melakukan berbagai macam upaya, baik upaya audiensi, aksi, hingga laporan, namun tidak ada respon.

Baca Juga:  Ketua Komisi I Desak Pj Wali Kota Bekasi Ganti Sekwan yang Berani dan Paham Tupoksi

Seolah-olah KCD wilayah 3 bagaikan menara gading yang sulit digapai oleh masyarakat-masyarakat kecil yang ingin menyampaikan aspirasinya.

Hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak menghargai dialog dan komunikasi yang konstruktif.

“Bahkan, kami sudah melakukan unjuk rasa sebanyak 3 kali, namun tidak ada hasil atau tindakan nyata yang dilakukan oleh KCD Wilayah 3. Apakah suara kita tidak didengar atau memang mereka sengaja menutup telinga?,” bebernya

Parahnya lagi, lanjut dia, ada dugaan intimidasi kepada siswa-siswi yang ingin mengikuti lomba seperti basket dan lainnya.

Baca Juga:  Nomor Dua Semua, Pj Wali Kota Bekasi Akui Tak Kroscek Jersey dari Bank Jabar Banten

Mereka diwajibkan menyumbang ke sekolah jika ingin anggaran turun. Apakah ini cara yang benar untuk mendidik dan mendukung bakat anak-anak kita?

Aksi pun sempat berlangsung ricuh lantaran polisi melarang mahasiswa membakar ban, hingga akhirnya massa aksi coba ditemui oleh perwakilan pihak SMA 12 bagian humas dan Ketua komite SMA 12.

Namun massa aksi menolak karena menganggap mereka tidak mempunyai kapasitas untuk mememenuhi tuntutan mereka, terlebih massa aksi menuding mereka sebagai aktor intelektual di balik sejumlah pungli yang menindas orangtua dan wali murid SMAN 12 Kota Bekasi.

Baca Juga:  Cium Aroma Penggelembungan Suara, Komisi I Sidak Ke Lokasi Rekapitulasi PPK Bekasi Timur

Berikut tuntutan Pemuda Intelektual Peduli pendidikan (PIPP):

  1. Usut tuntas dugaan pungutan liar biaya gedung yang dibebankan kepada siswa SMAN 12 Kota Bekasi, yang bertentangan dengan prinsip pendidikan gratis yang dijamin oleh undang-undang.
  2. Mengecam keras adanya dugaan pembayaran SPP yang bersifat wajib dengan dalih sumbangan di SMAN 12 Kota Bekasi dan sekolah lainnya di Bekasi, yang kami nilai sebagai praktik manipulatif dan tidak transparan.
  3. Menuntut pencopotan dan penangkapan Kepala Sekolah SMAN 12 Kota Bekasi yang diduga
    bertanggung jawab atas praktik-praktik pungli tersebut, sesuai dengan asas keadilan dan penegakan hukum.
  4. Mendesak KCD Wilayah 3 untuk mengusut tuntas seluruh sekolah yang masih melakukan
    pungutan kepada siswa dengan alibi sumbangan, yang jelas melanggar peraturan yang berlaku.
  5. Mendesak I Made untuk mundur dari jabatannya sebagai Kepala KCD Wilayah 3 karena dinilai apatis dan seolah-olah membiarkan praktik pungutan liar yang terjadi di sekolah-sekolah di Bekasi.

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

‘IL’ Polisikan Kuasa Hukum Terduga Pelaku Kekerasan Seksual ‘IDH’
Pj Wali Kota Bekasi dan Buruh Sepakat Bahas UMK 2025 Selepas Pelaksanaan Pilkada
BKPSDM Kota Bekasi Lantik Lima Pejabat Fungsional untuk Tingkatkan Pelayanan Publik
Gandeng 30 Perusahaan, Lima Ribu Pencaker Serbu Job Fair di Mega Hypermall Bekasi
Beredar Rekaman Percakapan Terduga Pelaku Kekerasan Seksual, Colok Kemaluan Korban
Pj Wali Kota Bekasi Imbau Ribuan TKK Ikuti Try Out Tes CAT agar Lolos Seleksi PPPK
Merasa Sulit Komunikasi dengan Pj Wali Kota, Ratusan Buruh Geruduk Gedung Pemkot Bekasi
Dinkes Pertanyakan Dukungan Organisasi Profesi Kesehatan kepada Heri-Sholihin

Berita Terkait

Sabtu, 23 November 2024 - 17:39 WIB

‘IL’ Polisikan Kuasa Hukum Terduga Pelaku Kekerasan Seksual ‘IDH’

Jumat, 22 November 2024 - 09:32 WIB

Pj Wali Kota Bekasi dan Buruh Sepakat Bahas UMK 2025 Selepas Pelaksanaan Pilkada

Kamis, 21 November 2024 - 17:33 WIB

BKPSDM Kota Bekasi Lantik Lima Pejabat Fungsional untuk Tingkatkan Pelayanan Publik

Kamis, 21 November 2024 - 16:36 WIB

Gandeng 30 Perusahaan, Lima Ribu Pencaker Serbu Job Fair di Mega Hypermall Bekasi

Rabu, 20 November 2024 - 16:49 WIB

Beredar Rekaman Percakapan Terduga Pelaku Kekerasan Seksual, Colok Kemaluan Korban

Berita Terbaru

Masuki hari tenang, Bawaslu Kota Bekasi beserta Tim Gabungan melakukan penertiban APK Pilkada, Minggu (24/11/2024).

Pilkada 2024

Bawaslu Kota Bekasi Targetkan Penertiban APK Pilkada Tuntas H-1

Minggu, 24 Nov 2024 - 08:33 WIB

error: Content is protected !!