BEKASI – Suasana di SMP Negeri 13 Kota Bekasi memanas saat puluhan orang yang menamakan diri alumni sekolah menggeruduk gedung sekolah pada Senin (25/08/2025).
Mereka menggelar aksi demonstrasi menuntut pemecatan seorang guru olahraga berinisial J yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap siswi.
Aksi ini menjadi puncak kegeraman para alumni setelah munculnya laporan dari seorang siswi yang mengaku menjadi korban tindakan asusila oleh oknum guru tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Para demonstran menuntut pihak sekolah bersikap tegas dan transparan dalam menangani kasus ini.
Aksi Protes dan Tuntutan Tegas Alumni
Dengan membawa spanduk dan poster, para alumni menyuarakan tuntutan mereka di depan gerbang sekolah.
Tuntutan utama mereka ada dua: memecat guru J dari jabatannya dan menghadirkan yang bersangkutan untuk dimintai pertanggungjawaban secara langsung.
”Kami tidak akan pergi sebelum ada kejelasan. Kami menuntut oknum guru J dipecat dan dihadirkan di sini. Ini bukan masalah sepele, ini menyangkut keamanan dan masa depan adik-adik kami di sekolah ini,” seru salah seorang koordinator aksi.
Kronologi Dugaan Pelecehan oleh Oknum Guru
Kasus ini terungkap setelah salah satu siswi memberanikan diri untuk melapor. Menurut keterangan seorang alumni angkatan 2018 yang enggan disebutkan namanya, dugaan pelecehan tersebut terjadi berulang kali dan telah sampai pada tahap yang sangat mengkhawatirkan.
”Laporan yang kami terima, korban mengaku pelaku sudah berani menyentuh area vitalnya. Secara nurani, kami terketuk untuk membantu agar kejadian ini tidak terulang dan tidak ada korban lainnya,” ungkapnya melalui pesan singkat, Senin (25/08/2025).
Ia juga menambahkan bahwa sosok guru J memang dikenal memiliki gaya bercanda yang melewati batas, sering kali menjurus ke ranah seksual.
”Sebagai alumni, saya tahu betul guru ini memang sering bercanda keterlaluan. Namun, tergantung bagaimana kita menanggapinya. Sayangnya, candaan itu kerap menjurus ke hal-hal berbau seksualitas,” katanya.
Tanggapan Pihak Sekolah Dianggap Meremehkan
Di tengah panasnya situasi, Kepala SMP Negeri 13 Kota Bekasi, Tetiek Atikah, memberikan pernyataan singkat saat dihubungi terpisah. Ia mengklaim bahwa permasalahan tersebut sudah diselesaikan secara internal dan tidak separah yang diberitakan.
”Permasalahan yang terjadi sudah kami selesaikan dan konfirmasi ke kedua belah pihak. Tidak separah itu. Tampaknya karena diceritakan kembali di media sosial, ceritanya menjadi versi yang lain,” tutur Tetiek.
Namun, pernyataan ini justru menyulut kemarahan para alumni. Salah seorang alumni mengaku geram dengan sikap yang diduga ditunjukkan oleh kepala sekolah saat kasus ini pertama kali dilaporkan.
”Yang membuat saya geram adalah komentar dari kepala sekolah. Dia hanya bilang, ‘daripada dipegang (grepe) anak cowok, lebih baik dipegang (grepe) anak cewek’,” sesalnya, menirukan ucapan yang diduga dilontarkan kepala sekolah.
Audiensi Masih Berlangsung
Hingga berita ini diturunkan, aksi demonstrasi masih berlangsung. Beberapa perwakilan alumni dilaporkan tengah melakukan audiensi dengan pihak pimpinan sekolah di dalam gedung untuk mencari titik terang penyelesaian masalah.
Kasus ini menjadi sorotan tajam terhadap pentingnya perlindungan siswa dari segala bentuk kekerasan dan pelecehan di lingkungan pendidikan. Para alumni berharap Dinas Pendidikan Kota Bekasi segera turun tangan untuk mengusut tuntas kasus ini secara adil dan transparan.
Kami akan terus memperbarui informasi mengenai perkembangan kasus dugaan pelecehan seksual di SMPN 13 Kota Bekasi ini. Ikuti terus berita terbaru kami.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.





























