Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) dengan tegas membantah informasi yang menyebut tinggi muka air (TMA) di titik pantau hulu Sungai Cileungsi mencapai 450 cm atau siaga 1 pada Minggu (06/04/2025) malam.
Informasi tersebut dipastikan sebagai berita palsu (hoaks) yang disebarkan oleh oknum tidak bertanggung jawab, sehingga memicu keresahan di kalangan masyarakat.
Ketua KP2C, Puarman, menjelaskan bahwa informasi yang beredar tersebut tidak benar dan telah dimanipulasi oleh pihak tertentu.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, posisi sebenarnya TMA pada Minggu malam hanya mencapai 60 cm, jauh di bawah batas siaga.
“Informasi ini dipastikan hoaks. TMA pada Minggu malam hanya berada di 60 cm. Sayangnya, informasi palsu ini membuat masyarakat resah dan panik, terutama karena trauma mereka masih membekas akibat banjir besar yang melanda wilayah Bekasi dan Bogor pada 4 Maret lalu,” ujar Puarman dalam keterangannya, Senin (07/04/2025).
Puarman mengungkapkan rasa kecewa terhadap beredarnya informasi palsu yang menyebar melalui pesan WhatsApp ke ponsel warga, khususnya mereka yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Cileungsi.
Pesan tersebut, menurutnya, merupakan hasil manipulasi dari informasi resmi yang sebelumnya dirilis oleh KP2C.
“Kami menyesalkan adanya pihak yang menyebarkan informasi menyesatkan. Tindakan ini tidak hanya membahayakan ketenangan masyarakat tetapi juga dapat mengganggu upaya kami dalam pengelolaan informasi terkait Sungai Cileungsi,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, KP2C telah melaporkan kejadian ini ke Polsek Gunung Putri pada Minggu malam, dengan harapan pelaku penyebaran hoaks dapat ditindak secara hukum.
Puarman menegaskan bahwa langkah hukum ini diambil untuk memberikan efek jera kepada pelaku dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
“Kami sudah melaporkan ini kepada pihak kepolisian. Kami berharap pelaku yang bertanggung jawab atas penyebaran informasi palsu ini segera diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang kami sampaikan,” tambahnya.
KP2C juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama jika sumbernya tidak dapat diverifikasi.
Puarman menekankan bahwa KP2C selalu memberikan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan melalui saluran resmi komunitas.
“Kami meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang tidak berasal dari sumber resmi. Pastikan selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum meneruskannya kepada orang lain,” ujarnya.
Hoaks mengenai TMA ini semakin memperburuk kecemasan masyarakat, mengingat mereka masih dalam kondisi trauma setelah banjir besar yang melanda pada 4 Maret lalu.
Bencana tersebut menyebabkan kerugian besar dan mengakibatkan warga di Bekasi dan Bogor harus mengungsi dari rumah mereka.
KP2C berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting untuk tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, terutama ketika informasi tersebut dapat mempengaruhi stabilitas dan kenyamanan masyarakat.
Sebagai komunitas yang fokus pada pengelolaan dan mitigasi risiko Sungai Cileungsi dan Cikeas, KP2C berkomitmen untuk terus memberikan informasi yang transparan dan akurat kepada masyarakat.
Puarman memastikan bahwa KP2C akan terus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.
“Kami akan terus memperkuat sistem komunikasi kami, sehingga tidak ada lagi ruang bagi oknum untuk menyebarkan informasi yang keliru. Mari kita bersama-sama menjaga ketenangan dan keamanan masyarakat,” tutupnya.
Dengan langkah tegas yang telah diambil, KP2C optimis dapat memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap informasi resmi yang diberikan dan mendorong terciptanya lingkungan yang lebih aman dan terkendali.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.






























