Zahira Haya Fanita, seorang balita berusia 1,1 tahun, harus bertarung dengan penyakit langka pada saluran empedu yang dikenal sebagai Atresia Bilier (AB).
Penyakit ini telah mengganggu pertumbuhannya sejak usia 1 bulan. Kabar tidak mengenakkan ini diterima oleh pasangan Fahmi Zulham dan Yunita Damayanti dari tim dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang merawat Zahira.
Penyakit tersebut telah merusak organ hati Zahira hingga ia harus menjalani operasi Kasai pada bulan Januari 2024 untuk mengatasi saluran empedu yang tersumbat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau memang operasi Kasainya bagus bisa mencegah sampai puluhan tahun, bisa sampai besar, cuma jarang,” kata Fahmi Zulham, ayah Zahira, Rabu (01/01/2025).
Secara umum, kondisi anak ketiga mereka ini relatif stabil, namun kadar bilirubin atau zat yang terbentuk dari proses penguraian sel darah merah di dalam tubuhnya masih kerap naik turun.
Saat naik, mata dan kulit Zahira tampak menguning, dan perutnya membesar hingga membuatnya sulit bergerak. Di usianya yang baru 1,1 tahun, Zahira hanya bisa berbaring di rumah kontrakan yang terletak di Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat.
“Karena memang pertumbuhannya jadi kurang dari efek penyakitnya ini,” ucap Fahmi.
Setiap bulan, Fahmi mengantarkan Zahira untuk kontrol kesehatan ke RSCM. Fahmi dan Yunita tidak ingin melihat anaknya terus dalam kondisi seperti ini, terlebih jika sewaktu-waktu kondisinya menurun.
Mereka tengah berupaya keras agar Zahira bisa menjalani operasi transplantasi hati, di mana Fahmi sendiri akan mendonorkan hatinya untuk anaknya.
Menjelang akhir tahun, Fahmi dan sang istri memutuskan untuk membuka donasi melalui rekening Danamon Syariah dengan nomor 3600367563 lantaran biaya yang dibutuhkan sangat mahal bagi mereka.
Pengumpulan donasi ini ditujukan untuk membantu meringankan biaya hingga operasi transplantasi hati tersebut bisa terlaksana.
Selama ini, tidak sedikit uang yang harus disiapkan pasangan suami istri tersebut, mulai dari biaya transportasi saat menjalani kontrol di RSCM, membeli tambahan vitamin, serta memenuhi kebutuhan susu yang tidak dijual di semua apotek.
Dalam kondisi tersebut, Fahmi dan istrinya hanya bisa berharap usaha mereka berjalan lancar, seraya berharap ada tangan-tangan dermawan yang berdonasi untuk meringankan beban mereka.
“Nominal yang kami butuhkan kurang lebih Rp150 juta. Saya berharap ada donasi untuk kesembuhan organ hati putri saya, dan saya mengucapkan terima kasih apabila ada donatur yang bisa membantu Zahira,” tambahnya.
Sekedar informasi, Fahmi telah menjalani serangkaian pemeriksaan hingga dinyatakan layak mendonorkan hatinya kepada Zahira. Jika tidak, sang ibu juga telah menyatakan kesiapannya menjadi pendonor.
Mengenai kondisi yang dialami oleh Zahira, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi telah bergerak mencari solusi agar Zahira bisa sembuh dan sehat seperti anak-anak lainnya.
“Pak Plt (Kepala Dinkes) sudah menugaskan Tim Yankes dan SDK untuk bertemu dengan BPJS,” kata Sekretaris Dinkes Kota Bekasi, Fikri Firdaus.
Langkah ini dilakukan untuk mencari informasi terkait dengan biaya operasi transplantasi hati tersebut. Selain itu, Fikri memastikan pihak Puskesmas juga telah menemui keluarga Zahira.
“Puskesmas sudah datang menemui keluarga, sudah dicek juga, kondisi Zahira saat ini dalam keadaan baik,” tambahnya.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Zahira dapat segera mendapatkan perawatan yang dibutuhkan dan kembali sehat seperti anak-anak lainnya.