Ringkasan Eksekutif: Artikel ini membahas kesiapan Dinas Pendidikan Kota Bekasi dalam menghadapi kebijakan baru yang mewajibkan pelajaran Bahasa Inggris di jenjang SD dan SMP mulai tahun ajaran 2027/2028. Ulasan mencakup strategi penyesuaian kurikulum, fokus pada peningkatan kompetensi guru, dan tantangan dalam implementasi kebijakan nasional ini di tingkat daerah.
BEKASI – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi memulai persiapan strategis untuk mengimplementasikan kebijakan baru yang menetapkan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa sekolah dasar (SD) dan menengah (SMP). Dengan target pemberlakuan pada tahun ajaran 2027/2028, Disdik memiliki waktu dua tahun untuk melakukan penyesuaian menyeluruh.
Kebijakan ini merupakan turunan dari Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (saat ini Kemendikbudristek) Nomor 13 Tahun 2025. Langkah ini sejalan dengan Peta Jalan Pendidikan Nasional 2025–2045 yang bertujuan meningkatkan daya saing sumber daya manusia Indonesia di kancah global.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Latar Belakang Kebijakan Nasional
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menetapkan Bahasa Inggris sebagai komponen wajib dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
Tujuannya adalah untuk membekali generasi muda dengan kemampuan bahasa asing yang esensial di era globalisasi, sehingga mampu bersaing dan berkolaborasi di tingkat internasional.
Respons dan Kesiapan Disdik Kota Bekasi
Menanggapi kebijakan tersebut, Kepala Disdik Kota Bekasi, Alexander Zulkarnain, menyatakan bahwa pihaknya tengah menyusun langkah-langkah adaptasi yang akan diterapkan secara bertahap.
”Kami memiliki waktu dua tahun untuk penyesuaian. Ini penting karena membiasakan guru dan siswa dengan kurikulum baru yang menekankan Bahasa Inggris tentu memerlukan waktu,” jelas Alexander saat ditemui Jurnalis rakyatbekasi.com di Gedung DPRD Kota Bekasi, Rabu (15/10/2025).
Ketersediaan Guru Cukup, Kompetensi Jadi Fokus Utama
Alexander mengklaim bahwa dari segi kuantitas, ketersediaan tenaga pendidik Bahasa Inggris di Kota Bekasi sudah cukup memadai. Namun, ia menekankan bahwa tantangan utama bukanlah pada jumlah, melainkan pada kualitas dan kompetensi mengajar.
Oleh karena itu, Disdik akan memfokuskan program pada peningkatan profesionalisme guru.
”Fokus kami adalah bagaimana mendorong peningkatan kompetensi guru agar pembelajaran di kelas menjadi lebih produktif dan berkualitas. Titik berat keberhasilan kebijakan ini ada di tangan para guru,” tegasnya.
Penyesuaian Kurikulum dan Pembiasaan
Selain pengembangan sumber daya guru, penyesuaian kurikulum menjadi pilar penting dalam persiapan ini. Disdik akan memastikan bahwa materi ajar dan metode pembelajaran selaras dengan standar nasional yang baru, baik bagi guru yang mengajar maupun siswa yang belajar. Proses ini mencakup pelatihan, lokakarya, dan penyusunan silabus yang relevan.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Alexander menyimpulkan bahwa kunci sukses implementasi kebijakan ini terletak pada eksekusi di level kelas. Peningkatan kompetensi guru dianggap sebagai syarat mutlak untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal.
“Pada akhirnya, kami mengharapkan pembelajaran yang bagus di setiap sekolah. Guru yang profesional dan kompeten adalah kunci untuk mewujudkan hal tersebut,” pungkasnya.
Dapatkan informasi terbaru seputar kebijakan pendidikan di Kota Bekasi hanya di rakyatbekasi.com.
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.