Dinasti Politik PKS Runtuh di Kandang, Pengamat Nilai Efek Kehilangan Figur yang Ikut Nyalon

- Jurnalis

Senin, 9 Desember 2024 - 10:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pilkada Serentak digelar pada 27 November 2024.

Pilkada Serentak digelar pada 27 November 2024.

Pengamat Politik Universitas Islam 45 Bekasi Adi Susila menilai, ada kecenderungan keterlibatan Ahmad Syaikhu turut mencalonkan diri sebagai Calon Kepala Daerah (Cakada) di Pilkada 2024 menjadi salah satu penyebab.

Sehingga, suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) runtuh di beberapa wilayah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Kota Bekasi dan Kota Depok.

Pasalnya, dalam perhelatan Pilkada 2024 tidak ada satupun Cakada dari PKS yang lolos sebagai pemenang Pilkada dari beberapa wilayah tersebut.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meski, Ahmad Syaikhu yang berstatus sebagai Presiden PKS Non Aktif, turut menjadi kontestan sebagai Calon Gubernur Jawa Barat.

“Kalau dugaan saya mungkin iya ya, karena ibaratnya mengecilkan badan kan itu (turut dampak akan Ahmad Syaikhu yang mencalonkan diri sebagai Calon Kepala Daerah), Tapi itu kan perlu dikaji lebih dalam,” ucap dia saat dikonfirmasi RakyatBekasi.com melalui sambungan telepon, Dikutip Senin (09/12/2024).

Ia beranggapan, apabila Ahmad Syaikhu kemarin tidak mencalonkan diri sebagai Cakada. Tentunya, akan ada Coattail Effect sosok ketokohan dari Eks Wakil Walikota Bekasi 2013 – 2018 tersebut untuk menguatkan sayap ataupun Internal Partai, yang dapat mengekor dari figur Ahmad Syaikhu sebagai Politikus Ulung.

“Logikanya itu memang harusnya di dalam Pilkada serentak atau pemilu serentak itu kan ada Coattail Effect, efek ekor jas, yang dari atas itu mempengaruhi ke bawah tapi kemarin kan tidak,” jelasnya.

Sementara, mengenai kekalahannya PKS di wilayah seperti Kota Bekasi dan Kota Depok yang dicap sebagai notabene kandang PKS. Justru tidak bisa berbicara banyak di perhelatan Pilkada. Meski dalam perhelatan Legislatif mereka menguasai di bangku Parlemen menjadi juara di Pileg Februari 2024 lalu.

“Kalau saya lihat PKS ini memiliki basis suara yang cukup militan, tapi jumlahnya kan nggak terlalu banyak. Jadi yang sekarang muncul ke publik itu ya itu suaranya PKS, Artinya dalam Pilkada ini memang tidak ada penambahan, Artinya dia tidak bisa melebarkan basis massanya, Jadi dia berada pada basis tradisionalnya PKS kalau menurut saya,” pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Sinkronisasi Data Pemilih untuk Pemilu 2029, KPU Kota Bekasi Tekan Angka Golput
Bawaslu Kota Bekasi Raih Penghargaan Terbaik se-Jawa Barat dalam Penyelesaian Sengketa Pilkada 2024
Mahkamah Konstitusi Bacakan Putusan 40 Gugatan Pilkada Besok Senin
Boikot Retreat Artinya Membangkang ala Megawati Terhadap Prabowo
Bawaslu RI: Politik Uang dan Hoaks adalah Musuh Demokrasi
Jadi Tersangka, Eks Kader Banteng: Terimakasih KPK, Hasto adalah Hama di PDI Perjuangan
Tunda Perjalanan ke Magelang, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tunggu Arahan Ketua Umum PDI Perjuangan
Instruksi Harian Megawati Soekarnoputri Dinilai Mengganggu Konsentrasi Kepala Daerah dan Wakilnya

Berita Terkait

Minggu, 16 Maret 2025 - 11:13 WIB

Sinkronisasi Data Pemilih untuk Pemilu 2029, KPU Kota Bekasi Tekan Angka Golput

Kamis, 13 Maret 2025 - 10:10 WIB

Bawaslu Kota Bekasi Raih Penghargaan Terbaik se-Jawa Barat dalam Penyelesaian Sengketa Pilkada 2024

Minggu, 23 Februari 2025 - 12:36 WIB

Mahkamah Konstitusi Bacakan Putusan 40 Gugatan Pilkada Besok Senin

Minggu, 23 Februari 2025 - 12:24 WIB

Boikot Retreat Artinya Membangkang ala Megawati Terhadap Prabowo

Minggu, 23 Februari 2025 - 04:22 WIB

Bawaslu RI: Politik Uang dan Hoaks adalah Musuh Demokrasi

Berita Terbaru

error: Content is protected !!