KOTA BEKASI – Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi Arif Rahman Hakim mengaku sakit hatinya saat mengetahui sejumlah Guru ngaji tidak mendapat pelayanan yang “prima” saat mengurus kebutuhannya di Badan Amil dan Zakat Nasional (Baznas) Kota Bekasi.
Bagi Politisi Kalimalang yang juga santri ini, seorang Guru ngaji sudah seperti orang tua setelah bapak dan ibu yang melahirkan dan membesarkannya.
“Begitu mulianya Guru Ngaji dalam perjalanan hidup saya, sehingga memperkenalkan saya kepada Sang Khalik, yakni ALLAH SWT,” ucap Arif kepada Rakyat Bekasi, Kamis (05/05/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengingat begitu besarnya uang yang dikelola oleh Baznas Kota Bekasi, kata Arif, tidak seharusnya menelantarkan para Guru Ngaji hingga duduk deprok di lantai karena tidak tersedianya kursi dan meja di area pelayanan.
“Ini pengelolaan yang gagal,” ujarnya geram.
Lebih lanjut Legislator asal fraksi PDI Perjuangan ini mengaku sangat kecewa dengan pengelolaan Baznas Kota Bekasi yang seharusnya bisa lebih responsif dengan melakukan antisipasi apapun alasannya ketika terjadi penumpukan pelayanan.
“Saya rasa bukanlah soal gedung, namun soal menghormati para Guru Ngaji, itu yang terpenting. Pelayanan Baznas harus dirapikan lebih baik lagi, agar tak terjadi lagi hal tersebut di gedung yang baru nanti, seandainya terealisasi,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Baznas Kota Bekasi Ismail Hasyim menepis tudingan kantor yang dipimpinnya memberi pelayanan tidak manusiawi kepada warga yang mengurus kebutuhannya di Baznas.
Namun anehnya, ada hal yang tidak manusiawi terpantau di kantor Baznaz Kota Bekasi, yang saat ini masih numpang di Komplek Muzdalifah Islamic Center.
Parahnya, kondisi kantornya terlihat sangat tidak memenuhi estetika yang berakibat tidak nyaman dipandang mata karena seluruh plafon hampir jebol.
Hal tersebut terlihat dari warga masyarakat yang seharusnya mendapatkan pelayanan yang prima, terpaksa harus duduk deprok di lantai karena tidak tersedianya tempat duduk. (Mar)