Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bekasi menegaskan penolakan terhadap hasil Musyawarah Daerah (Musda) VII DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bekasi yang diselenggarakan pada 20 Januari 2025 di Kantor DPD KNPI Jawa Barat, Bandung.
Penolakan ini disampaikan oleh Ketua DPC GMNI Bekasi, Christianto Manurung, karena musda tersebut dianggap tidak sejalan dengan perintah Ketua Umum Ryano Panjaitan dan sengaja tidak melibatkan GMNI Bekasi.
Bung Chris sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa GMNI yang berhimpun dalam KNPI Ketua Umum Ryano adalah GMNI yang berada di barisan Ketua Umum Imanuel Cahyadi. Di Bekasi, GMNI yang dipimpin oleh dirinya adalah turunan dari barisan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saat musda berjalan di Bandung, kami ditolak untuk masuk ke dalam forum dengan alasan bahwa kami bukan peserta. Panitia musda malah mengakomodir GMNI yang berada di luar barisan Ketua Umum Ryano Panjaitan,” ungkap Bung Chris kepada rakyatbekasi.com, Rabu (29/01/2025).
Padahal, sebelumnya saat musda diselenggarakan di Bekasi, DPC GMNI Bekasi merupakan peserta dalam forum musda ini. GMNI Bekasi telah berhimpun sejak awal terpilihnya Ryano Panjaitan sebagai Ketua Umum.
Bahkan, sudah ada pernyataan dari DPP KNPI dan DPD KNPI Jawa Barat bahwa GMNI harus menjadi peserta dalam musda ini dan tidak boleh ada GMNI selain versi yang berada dalam naungan Ketua Umum Imanuel yang masuk menjadi peserta dalam setiap agenda musda KNPI versi Ryano.
Setelah musda berakhir, DPC GMNI Bekasi mencoba meminta klarifikasi kepada DPD KNPI Jawa Barat atas kejadian tersebut.
KNPI Jawa Barat pun kaget akan kejadian itu dan memberikan solusi untuk menjadikan GMNI Bekasi sebagai Tim Formatur agar memiliki peran dalam pelaksanaan musda ini.
“GMNI merupakan unsur penting dalam organisasi KNPI, dan Jawa Barat pastinya hanya merangkul GMNI yang berada di barisan Ketua Umum Ryano Panjaitan,” tutur Bung Chris.
Namun, saat GMNI Bekasi akan dijadikan formatur, pihak tim Adelia mencoba menghubungi dan melakukan tekanan agar GMNI Bekasi tidak menjadi formatur.
“Dari hal itu, kami menduga bahwa hilangnya nama DPC GMNI Bekasi dari daftar kepesertaan musda merupakan faktor kesengajaan,” tegas Bung Chris.
Bung Chris juga mempertanyakan mengapa Adelia dan timnya berani melawan perintah dari DPP dan DPD Jawa Barat.
Berdasarkan penelusuran redaksi rakyatbekasi.com, Surat Keputusan kepengurusan Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah (HIMMAH) Kota Bekasi yang dilampirkan Adelia sebagai salah satu persyaratan pencalonannya sebagai ketua pada Musda VII DPD KNPI Kota Bekasi, terindikasi Aspal alias asli tapi palsu karena ada SK serupa dengan nomor yang sama namun dengan komposisi pengurus yang berbeda.
“Kami akan segera melaporkan hal ini ke DPP KNPI secara resmi untuk dilakukan evaluasi terhadap hasil musda ini, bahkan bila perlu diadakan musda ulang karena dua nama kandidat ketua yakni Adelia dan Ikrar Saptaji telah dicoret dalam pleno 3 di Kota Bekasi. Sedangkan Musda VII di Bandung langsung Pleno 4 yang seharusnya tidak menyertakan Adelia yang sudah dicoret namanya sebagai kandidat saat pleno 3 di Bekasi,” pungkasnya.
Dengan adanya penolakan ini, DPC GMNI Bekasi berharap agar DPP KNPI dapat segera mengambil tindakan untuk mengevaluasi hasil musda dan memastikan bahwa semua organisasi yang berhimpun dalam KNPI mendapatkan perlakuan yang adil dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Terlebih secara historis, GMNI bersama kelompok Cipayung lainnya merupakan organisasi pendiri KNPI.
Untuk informasi, saat pendirian Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pada tanggal 23 Juli 1973 silam, beberapa organisasi kepemudaan yang bergabung antara lain:
- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI)
- Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI)
- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)
- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
- Organisasi Mahasiswa Lokal (Somal)
- Gerakan Mahasiswa Sosialis (Gemsos)
- Ikatan Mahasiswa Bandung (Imaba)
- Ikatan Mahasiswa Djakarta (Imada).
Organisasi-organisasi tersebut di atas merupakan bagian dari kelompok Cipayung yang berperan aktif dalam pembentukan KNPI yang ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Pembentukan KNPI.
Berikut Daftar Penandatangan Deklarasi KNPI:
- David Napitupulu (Mapancas)
- Akbar Tandjung (HMI)
- Yahya Ubaid, S.H (GP.Ansor)
- Drs. H. M Abduh Paddare (PMII)
- Cosmas Batubara (PMKRI)
- Albert Hasibuan, SH (PMKRI)
- dr. Abdul Gafur (HMI)
- Aswin Harahap
- Drs. Mohammad Zamroni (PMII)
- Budi Hardjono (GMNI)
- Drs. Soerjadi (GMNI)
- Aulia Aman Rachman
- Tom Nggebu
- S. Oetomo
- Awan Karmawan Burhan, SH (Somal-CSB)
- Narwan Hadisardjono (GMNI)
- Hakim Simamora, SH
- Oemar Ghiffary, SH
- Eddy Raintung (GMKI)
- Amir L. Sirait (GMKI)
- Nazaruddin W
- Maurits L Tobing (Mapancas)
- Hatta Mustafa, SH
- Suhardi, SH
- M. Said Budairy (PMII)
- Barnabas Banggur, SH
- Drs. Chris Siner Key Timu (PMKRI)
- Ridwan Saidi (HMI)
- Sri Redjeki Sumarjoto
- Drs. Binsar Sianipar (GMKI)
- Ratnawati Fuad (HMI)
- Zabidin Jakub, SH
- Freddy Latumahina (GMKI)
- Eko Tjokrodjojo (PMKRI)
- Eddy Sukirman (GMNI)