Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) telah berkontribusi bagi bangsa selama 71 tahun. Sebagai organisasi ekstra kampus, GmnI bukan sekadar wadah bagi mahasiswa, tetapi juga sebagai gerakan perlawanan terhadap paham radikalisme dan segala bentuk penindasan.
Ketua DPC GmnI Bekasi, Christianto Manurung, menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan tidak terpengaruh oleh pihak yang ingin merusak jalannya Kongres GmnI ke XXII yang akan digelar di Bandung.
Kongres ke-XXII merupakan agenda sakral bagi GmnI. Dalam momen ini, para kader dari seluruh Indonesia berkumpul untuk melahirkan ide dan gagasan yang akan dipersembahkan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bung Chris sapaan akrabnya, mengingatkan seluruh kader GmnI agar tetap waspada terhadap pihak-pihak yang ingin menggagalkan kongres dengan narasi yang menyesatkan dan cenderung memecah belah.
“Jangan sampai kita mudah terprovokasi oleh bahasa-bahasa bising yang mengatasnamakan kader GmnI, tetapi sebenarnya bertujuan untuk menggagalkan kongres,” ujar Bung Chris kepada rakyatbekasi.com, Rabu (18/06/2025).
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh kader untuk melakukan verifikasi setiap narasi buruk yang muncul menjelang kongres.
Kader GmnI harus mencari tahu siapa yang menyebarkan informasi tersebut serta memastikan apakah mereka benar-benar bagian dari GmnI atau hanya memiliki kepentingan pribadi.
Selain ancaman dari pihak luar, GmnI juga harus mewaspadai potensi masuknya kepentingan oknum elit partai. Bung Chris menekankan bahwa tidak boleh ada pihak yang memanfaatkan GmnI sebagai batu loncatan untuk meraih ambisi pribadi.
“Jangan biarkan GmnI menjadi alat bagi segelintir elit yang ingin memperalat organisasi untuk kepentingan politiknya. GmnI harus tetap independen dan berjuang untuk kepentingan bangsa,” tuturnya.
Dengan mengusung tema “Bersatu Lawan Penjajahan Gaya Baru”, kata dia, DPC GmnI se-Indonesia diharapkan bersatu untuk mengawal dan mensukseskan Kongres GmnI XXII tanpa terpengaruh oleh kepentingan-kepentingan yang tidak sejalan dengan tujuan organisasi.
Menjelang Kongres ke-XXII, kader GmnI harus tetap solid dan fokus pada tujuan utama organisasi. Provokasi, narasi menyesatkan, dan kepentingan politik harus dihadapi dengan kewaspadaan dan kehati-hatian.
Sebagai organisasi yang telah berjuang selama lebih dari tujuh dekade, GmnI memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga persatuan dan mengawal kepentingan bangsa.
“Kongres ke-XXII harus menjadi momentum bagi seluruh kader GmnI untuk melahirkan ide-ide progresif dan revolusioner bagi NKRI, bukan ajang perpecahan,” tutupnya.
Merdeka!
Eksplorasi konten lain dari RakyatBekasi.Com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.































