Prevalensi Kasus Stunting 2021 Tercatat 24,5%, Dua dari 10 Anak di Jawa Barat Berpotensi Stunting

- Jurnalis

Rabu, 14 Desember 2022 - 13:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum memberikan paket bantuan untuk balita di sela acara Jabar Stunting Summit 2022 di halaman depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (13/12/2022). (Foto: Biro Adpim Jabar)

Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum memberikan paket bantuan untuk balita di sela acara Jabar Stunting Summit 2022 di halaman depan Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (13/12/2022). (Foto: Biro Adpim Jabar)

BANDUNG – Hingga saat ini prevalensi kasus stunting di Jawa Barat (Jabar) masih relatif tinggi. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, kasus stunting di Jawa Barat tercatat 24,5 persen. Ini berarti, dua dari 10 anak di Jabar berisiko menjadi stunting.

“Terus ikhtiar semaksimal mungkin agar Jawa Barat zero stunting, tapi ikhtiar ini tidak bisa sendirian, maka kami melibatkan para pimpinan di daerah, bupati dan wali kota, termasuk yang hadir pada hari ini sebagai bentuk kebersamaan antara pemprov, pemkab dan pemkot di Jawa Barat,” kata Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum, yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Jabar di Gedung Sate, Bandung, Selasa (13/12/2022).

Untuk mempercepat penurunan angka stunting, Pemprov Jabar sudah sejak lama mencanangkan program “Jawa Barat Zero New Stunting”. Program unggulan Jabar ini untuk mendukung program nasional penurunan prevalensi stunting dengan target capaian 19,2 persen pada tahun 2023.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Atas dasar itu pula Jabar Stunting Summit (JSS) 2022 dihelat di halaman depan Gedung Sate, Kota Bandung, 13-14 Desember 2022, sebagai upaya menyamakan persepsi dan upaya kolaborasi terkait penurunan stunting di seluruh kota dan kabupaten di Jabar.

Baca Juga:  Usai Lantik Tim Pemenangan, Paslon 'Ridho' Target Menang Pilkada Kota Bekasi

Uu menambahkan, kerjasama dan kemitraan dengan lembaga nonpemerintah terus ditingkatkan baik dengan perguruan tinggi dan lembaga riset, kalangan swasta dan filantropi, organisasi profesi, lembaga swadaya masyarakat, maupun lembaga mitra pembangunan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting di daerahnya masing-masing.

Sejalan dengan hal tersebut, Pemda Provinsi Jabar telah membentuk tim percepatan penurunan stunting dan menerbitkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 107 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting di Daerah.

“Kolaborasi juga dibutuhkan, termasuk dengan seluruh sendi-sendi dan komunitas lain yang ada di daerah karena para bupati dan wali kota yang tahu situasi dan kondisi di daerah masing-masing,” ujar Uu.

Di samping itu, Uu juga menyampaikan, dalam membangun generasi penerus yang berkualitas harus dimulai sejak dini, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan, sehingga calon-calon penerus dan pemimpin Jabar di masa depan harus terbebas dari stunting.

“Indonesia diproyeksikan mengalami puncak pertumbuhan penduduk produktif (bonus demografi) pada tahun 2045. Namun bonus demografi ini tidak akan berguna atau bahkan akan menjadi beban negara jika tingginya prevalensi balita stunting tidak diperbaiki saat ini,” ucapnya.

Uu juga berharap para kepala daerah untuk sama-sama menurunkan stunting antara lain dengan dukungan anggaran yang dibutuhkan.

Baca Juga:  Udah Tenang, Presiden Jokowi Jamin Pembelian BBM Subsidi Pada 17 Agustus tak Dibatasi

Ia berpesan pula kepada seluruh masyarakat, khususnya yang punya anak harus benar-benar memperhatikan tumbuh kembangnya.

Pemenuhan Gizi

Sementara itu Kepala Bappeda Jabar, yang juga Ketua Harian TPPS Jabar, Sumasna mengatakan, ajang Jabar Stunting Summit terselenggara berkat kerja sama Pentahelix, dan dihadiri sekitar 1.000 peserta.

“Dengan Jabar Stunting Summit, kami berharap meningkatkan komitmen kolaborasi Pentahelix untuk pencapaian Jabar Zero New Stunting agar generasi penerus Jabar berkualitas, kompeten, dan berdaya saing,” kata Sumasna.

Tak dapat dipungkiri menurutnya, prevalensi kasus stunting di Jawa Barat masih relatif tinggi berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 sebesar 24,5 persen atau 2 dari 10 anak Jabar berisiko stunting .

Baca Juga:  AJI, PWI hingga IJTI Turun Aksi Desak DPR Tolak RUU Penyiaran

Kasus stunting disebabkan kurangnya pemenuhan kebutuhan gizi, pola pengasuhan anak yang kurang baik, juga kurangnya akses air bersih dan sanitasi, sehingga berdampak pada gagal tumbuh kembang dan gangguan metabolisme pada anak.

Sedangkan Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat Abdul Harris Bobihoe menuturkan, stunting tidak lahir sendiri, juga tidak muncul tanpa sebab.

“Setidaknya ada tiga faktor penyebab stunting , yakni mulai dari pendidikan, kemiskinan, hingga disparitas sosial,” kata Abdul Harris.

Selain itu, stunting juga dipengaruhi oleh ketahanan pangan keluarga, perawatan anak dan ibu hamil serta asupan gizi. “Pernikahan dini di masyarakat juga dapat memicu stunting,” sebut politisi asal Partai Gerindra ini. (*)

Follow WhatsApp Channel rakyatbekasi.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

97 Ribu Anggota TNI-Polri Terlibat Judi Online, Bawahan jadi Pemain, Level Atas jadi Beking
Jelang Pilkada Serentak, Pemerintah akan Jadikan 27 November 2024 Hari Libur Nasional
Sah! Rapat Paripurna DPR RI Setujui Naturalisasi Kevin Diks
Gibran Gantikan Prabowo jadi Plt Presiden RI Mulai Pekan Depan
Kapolri Tetapkan Pataka Korlantas yang Baru, Ini Makna dan Artinya
Presiden Prabowo Pimpin Parade Senja Taruna Akmil feat Anggota Kabinet di Magelang
Ini Dia Daftar Lengkap 56 Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
Ini Dia Daftar 48 Menteri Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran

Berita Terkait

Selasa, 12 November 2024 - 08:09 WIB

97 Ribu Anggota TNI-Polri Terlibat Judi Online, Bawahan jadi Pemain, Level Atas jadi Beking

Jumat, 8 November 2024 - 14:23 WIB

Jelang Pilkada Serentak, Pemerintah akan Jadikan 27 November 2024 Hari Libur Nasional

Rabu, 6 November 2024 - 07:17 WIB

Sah! Rapat Paripurna DPR RI Setujui Naturalisasi Kevin Diks

Rabu, 30 Oktober 2024 - 09:39 WIB

Gibran Gantikan Prabowo jadi Plt Presiden RI Mulai Pekan Depan

Selasa, 29 Oktober 2024 - 07:22 WIB

Kapolri Tetapkan Pataka Korlantas yang Baru, Ini Makna dan Artinya

Berita Terbaru

Tim  Kuasa Hukum Sholihin dari Tim Advokasi Patriot Indonesia.

Pilkada 2024

Kuasa Hukum Terduga Pelaku Kekerasan Seksual Laporkan Korbannya

Kamis, 21 Nov 2024 - 19:03 WIB