Blunder fatal dilakukan Ketua DPD PSI Kota Bekasi tatkala mengundang awak media pada Jumat (17/05/2024) lalu, dalam rangka menggelar Konferensi Pers untuk membantah viralnya pemberitaan PPK “Holiday” ke Bali selama beberapa minggu belakangan ini.
Entah siapa yang membisikan Hera sapaan akrabnya sehingga mengeluarkan pernyataan bahwa ia mengakui hanya memfasilitasi transportasi berupa tiket pesawat dan penginapan selama di Bali.
“Karena sudah tidak lagi menjadi penyelenggara ad hoc Pemilu 2024 dan proses Pemilu 2024 juga sudah selesai, mereka saya undang semata-mata untuk menjalin persahabatan dan kekeluargaan, “ kata Hera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Klarifikasi tersebut sontak dihujani berbagai tanggapan seraya mencibir kenapa Hera harus bersembunyi lama jika hanya Asal Bunyi (Asbun) ketika muncul ke publik.
“Ini sudah diakui, jadi terbukti memang terjadi gratifikasi berupa fasilitas tiket pesawat dan akomodasi, walaupun tanpa uang saku. Kalau sudah begini, aparat yang berwenang harus segera bertindak memeriksa mereka semua yang terlibat,” kata Stafsus Bawaslu RI Ali Mahyail.
“Komisionernya kena gratifikasi, PPK dan PPS ikut juga. Kan bisa saja, itu janji (Caleg) ke mereka (Komisioner, PPK dan PPS) ketika masih menjabat. Perlu didalami mensrea-nya oleh penyidik Polri dan KPK,” terang Stafsus Bawaslu RI Ali Mahyail.
“Para undangan sudah purna tugas terbilang ngawur karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota baru mengesahkan para anggota PPK rekrutan baru pada Kamis (16/5/2020) lalu. Padahal mereka ke Bali pada (24-29/4/2024). Klarifikasi yang ngawur,” ucap Aktivis muda pemerhati pemilu, Kusnadi.
Hera nampak semakin bebal dengan menganggap apa yang telah dilakukannya sebagai sesuatu yang biasa, atau apakah Hera menganggap orang Bekasi ini terlalu bodoh untuk percaya begitu saja?
Sejumlah DPC PSI di Kota Bekasi kontan bereaksi usai klarifikasi yang dilakukan Hera atas nama DPD PSI Kota Bekasi tempo hari.
Seperti respon menohok tentang kepemimpinan Tanti Herawati dari sejumlah DPC PSI di Kota Bekasi kompak membuka mata publik dari dari apa yang selama ini disembunyikan.
Berikut nyanyian dari PAC PSI Bekasi Barat, Pondokmelati dan Bekasi Timur bahkan eks Sekretaris PSI Kota Bekasi, dikutip dari sekilasnews.
“Apakah ini dampak ketidak transparan seorang Pemimpin. Kalau perihal itu benar, harus ditindak tegas karena akan merusak DNAnya PSI yang anti korupsi, money politic,” tutur Ketua DPC PSI Pondok Melati, Serena Saragih.
“Pemilu kemarin saya juga salah satu penyumbang suara terbanyak untuk PSI. Saat kampanye saat betul-betul door to door. Saat saya melakukan itu saya mendengarkan bagaimana mereka membutuhkan suatu Partai yang Pro Rakyat yaitu Anti Korupsi dan Anti Intoleransi. Jadi, dengan adanya peristiwa tersebut saya merasa itu kurang layak. Apalagi disitu ada oknum PPK, KPPS dan Komisioner. Kalau urusan pribadi ya sah-sah saja, tapi disitu ada menyebut nama PSI dan juga perhelatan Pemilu,” beber Ketua DPC PSI Bekasi Timur, Reny Agustina.
“Kalau kita lihat dari AD-ART Partai, diputuskan oleh Dewan Pembina. Dan itu ada prosesnya, seperti pemanggilan dan sebagainya. Namun faktanya saat ini saya sudah tidak dianggap lagi oleh Ketua DPD PSI Kota Bekasi, Tanti Herawati sejak sebelum masa kampanye Pemilu 2024 dimulai. Dan pemberhentian ini menurut saya Otoriter juga Diktator. Apalagi yang mengeluarkan Surat Pemecatan saya itu dari DPD bukan DPP dan di TTD Plt. Sekretaris,” ungkap Eks Sekretaris DPD PSI Kota Bekasi Ifan Setia Gunawan, Jum’at (17/5/2024) malam.
“Yang bisa memberhentikan saya kalau saya meninggal dunia atau terlibat Pidana. Jadi bukan maen asal memberhentikan. Yang ngeluarkan SK saya itu DPW. Jadi, DPD Kota Bekasi gak berhak maen asal memecat saya,” tegas DPC PSI Bekasi Barat Elfrando saat ditemui, Jum’at (17/5/2024) malam.
Pertanyaan sederhana, entah siapa yang membisikan Hera sapaan akrabnya sehingga mengeluarkan klarifikasi bahwa ia mengakui hanya memfasilitasi transportasi berupa tiket pesawat dan penginapan selama di Bali dan menganggap hal tersebut adalah biasa saja tanpa ada balas jasa apapun namanya.
Masih ingat dengan istilah “Tidak Ada Makan Siang Gratis”?