KOTA BEKASI – Ketua Badan Amil dan Zakat Nasional (Baznas) Kota Bekasi Ismail Hasyim menepis tudingan kantor yang dipimpinnya memberi pelayanan tidak manusiawi kepada warga yang mengurus kebutuhannya di Baznas.
“Di atas banyak tempat duduknya. Sudah disiapkan kursinya. Sebenarnya sudah dibagi antrean, siang hari cuma orang terlalu cepat jadi antre,” kata Ismail kepada Rakyat Bekasi, Kamis (28/04) lalu.
Menurut Ismail, antrean tersebut terjadi karena warga dari empat kecamatan langsung datang di waktu yang bersamaan untuk meminta tanda tangan guru ngaji agar bisa dicairkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Itu langsung orang banknya. Kita juga sudah lakukan sosialisasi untuk membagi waktunya. Tapi tetap aja antre karena belum waktunya. Karena hari ini adalah hari terakhir,” terangnya.
Terkait, gedung kantor Baznas yang kurang representatif, Ismail mengakui untuk mengatasi masalah itu pihaknya sudah melayangkan pengajuan untuk gedung Baznas Kota Bekasi.
“Ya mudah-mudahan tahun ini ajuan kita direalisasikan. Mau ditaruh dimana, kita nggak apaapa asalkan gedungnya layak,” tegasnya.
Sementara itu terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Daradjat Kardono mengaku kecewa dan miris melihat kondisi tersebut.
Apalagi yang antre dan duduk di lantai mayoritas merupakan guru ngaji.
Menurut Politisi PKS ini, tidak semestinya memperlakukan guru ngaji seperti itu. Seharusnya pihak Baznas Kota Bekasi lebih menyiapkan fasilitas dalam hal ini tempat duduk jika mengundang guru ngaji 4 Kecamatan secara langsung.
“Ya saya sih miris ngeliatnya. Karena itu guru ngaji yang pada duduk di lantai, tidak manusiawi. seharusnya mereka (Baznas) menyiapkan tempat duduk yang layak, jangan sampai guru ngaji antre duduk di lantai,” katanya.
Mantan Ketua Fraksi PKS Kota Bekasi ini pun menegaskan agar kondisi tersebut harus menjadi perhatian pihak Baznas.
“Kepada Baznas Kota Bekasi, kalau ngundang orang banyak fasilitasnya disiapkan benarbenar jangan sampai memperlakukan guru ngaji seperti itu. Saya harap kedepan baznas harus memperbaiki, jika mengundang orang banyak. Apalagi itu guru
ngaji,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Badan Amil dan Zakat Nasional (Baznas) Kota Bekasi diketahui mendapatkan pemasukan dari Zakat dan pendapatan lainnya lebih dari Rp40 miliar.
Anehnya ada hal yang tidak manusiawi terpantau di kantor Baznaz Kota Bekasi, yang saat ini masih numpang di Komplek Muzdalifah Islamic Center.
Parahnya, kondisi kantornya terlihat sangat tidak memenuhi estetika yang berakibat tidak nyaman dipandang mata karena seluruh plafon hampir jebol.
Meski tidak mengeluhkan adanya pelayanan yang jauh dari kata ” Prima”, lelaki 39 tahun ini mengaku sangat prihatin dengan pelayanan baznas.
Hal tersebut terlihat dari warga masyarakat yang seharusnya mendapatkan pelayanan yang prima, terpaksa harus duduk deprok di lantai karena tidak tersedianya tempat duduk. (Mar)