KOTA BEKASI – Komisi IV DPRD Kota Bekasi dijadwalkan pada Kamis (04/07/2024) ini akan melakukan sidak (Inspeksi Mendadak) ke salah satu SMP di Kota Bekasi untuk mengetahui secara langsung usai pelaksanaan PPDB Online.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi Daradjat Kardono mengatakan, sidak tersebut akan menyasar ke sekolah tingkat SMP Negeri tanpa menyebut SMP mana yang disasar.
“Kita akan konfirmasi langsung besok ke lapangan, seperti apa penyelesaiannya dan juga kalau masih banyak outstanding-outstanding isu seperti apa rencana penyelesaiannya,” ucap Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi Daradjat Kardono saat ditemui RakyatBekasi.com di Gedung DPRD Kota Bekasi, Rabu (03/07/2024) Petang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sidak tersebut, kata dia, di antaranya sebagai bentuk kroscek dari pelaksanaan PPDB. Tak hanya itu, sidak ini juga buntut dari aduan dari masyarakat kepada Komisi IV soal metode PPDB online.
“Memang masalah metode ya, metodenya kan sekarang online, dari kemarin juga online. Sementara itu masih banyak masyarakat yang belum familiar dengan metode online, biasa lah mungkin ada yang gaptek,” jelasnya.
Lebih lanjut pihaknya menyarankan kepada Dinas Pendidikan selaku leading sector agar bisa memperbaiki dan membantu untuk setiap keluhan dari para calon peserta didik atau orang tua wali murid.
“Mungkin support ya, jadi harus proaktif dari pihak eksekutif. Disdik dalam hal ini harus proaktif menjemput bola atau mendengarkan supaya lebih proaktif lagi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di lapangan, banyak yang sebenarnya simpel, tapi ternyata oh kurang ini,” keluhnya.
Di sisi lain, Daradjat menilai bahwa persoalan teknis-teknis di lapangan juga memungkinkan belum sepenuhnya dipahami oleh seluruh masyarakat dalam melakukan pendaftaran sekolah untuk putra-putrinya melalui pelaksanaan PPDB Online.
“Jadi ke depan bisa dibuat lebih rinci, bagaimana untuk tata laksana dan mekanisme pendaftarannya. Mekanisme pengelolaan masalah-masalah yang terjadi dalam PPDB online ini harus secara detail dan lebih rinci lagi. Jadi harus banyak variasi metode yang lebih baik lagi, supaya masyarakat lebih banyak lagi yang paham, untuk mempersempit gap (jarak),” pungkasnya.