Sejumlah orang yang mewakili 1.500 korban penipuan dari investasi berbasis aplikasi bernama Joinnoop, yang dikembangkan oleh PT NOOP MITRA BERSAMA, mendatangi Bareskrim Polri pada Kamis sore (19/12/2024).
Kasus penipuan ini diduga menggunakan skema Ponzi yang melibatkan ribuan orang untuk menghimpun dana hingga skema tersebut tidak berjalan baik dan menyebabkan ribuan nasabah mengalami kerugian besar.
Modus awal penipuan ini adalah dengan menjual produk power bank yang diklaim dapat disewakan di tempat-tempat strategis seperti mall dan bandara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nibezaro Zebua, kuasa hukum dari ribuan korban, menjelaskan bahwa untuk menarik calon investor, PT NOOP MITRA BERSAMA menggunakan promosi melalui media sosial dengan memanfaatkan sejumlah selebriti papan atas dan influencer.
Zebua menyebutkan bahwa jumlah korban penipuan dari PT NOOP MITRA BERSAMA ini sudah mencapai total 1.500 orang dari berbagai strata ekonomi, mulai dari yang kaya hingga petani, dengan total kerugian materi mencapai Rp 80 miliar.
“Kami hari ini membuat laporan di Mabes Polri terkait dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh PT NOOP MITRA BERSAMA. PT NOOP MITRA BERSAMA ini telah menyebabkan banyak korban di hampir seluruh Indonesia, yang berjumlah kurang lebih 1.500 orang. Dengan kerugian mencapai sekitar 80 miliar,” jelasnya.
Mulai beroperasi pada Desember 2023, perusahaan ini menjerat investornya dengan menggunakan iming-iming paket investasi yang menarik, yaitu mengharuskan anggota untuk melakukan top up dana mulai dari Rp 8 juta hingga Rp 100 juta.
“Syarat untuk join ke PT NOOP ini adalah anggota wajib top up sesuai dengan kemampuan masing-masing, bervariasi dari 8 juta hingga 100 juta,” jelas kuasa hukumnya.
Selain itu, Nibezaro menyatakan bahwa PT NOOP MITRA BERSAMA bahkan mengklaim telah terdaftar di Kominfo atau Kemenkomdigi, serta memiliki izin dari PERURI, sehingga masyarakat tergiur dan percaya untuk bergabung dan berinvestasi.
Namun, pada Desember 2024, PT NOOP MITRA BERSAMA secara tiba-tiba berhenti beroperasi tanpa pemberitahuan kepada nasabah, sehingga dana seluruh nasabah tidak bisa ditarik.
Menurut kuasa hukum korban, investigasi awal menunjukkan bahwa klaim legalitas yang disampaikan perusahaan tersebut diduga palsu.
Sementara itu, laporan penipuan yang dialami korban telah diterima Bareskrim Polri dengan nomor laporan polisi STTL/462/XII/2024/BARESKRIM.
“Hari ini kami melaporkan supaya harapan para korban tercapai dan berharap kepada pihak kepolisian agar Direktur PT NOOP MITRA BERSAMA dipanggil dan ditangkap, supaya dapat mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya,” tutup Nibezaro Zebua.
Kasus ini menjadi perhatian besar mengingat jumlah korban yang sangat banyak dan kerugian materi yang mencapai angka fantastis. Ribuan nasabah berharap agar keadilan segera ditegakkan dan hak-hak mereka dapat dipulihkan.